Tuesday, September 06, 2005

Chain Reaction

Hari Sabtu kemarin aku jalan2 bersama Dedy dan Dody ke BEC. Dari BEC, kita berniat untuk pergi ke Pasar Buku Palasari. Hmm? Tapi naik apa ya, aku sudah agak2 lupa, lagipula gak pernah sendirian ke sana, kalo gak sama Ndoro, sama Ntine, sama Bie, atau mas Imam. Jadi aku telpon dulu konsultan angkot (Ndoro -red-). Katanya:

"Kamu naik angkot yang ke arah Kalapa, berhenti di perempatan Pungkur, terus naik Kalapa-Cicaheum yang lewat Binong. Pulangnya ke arah sebaliknya, berhenti di Universitas Langlangbuana."

Dalam pikiranku, angkot ke arah Kalapa itu adalah selalu Kalapa-Dago. Berarti naiknya di depan BIP. Aku pun mengajak Dynamic Duo itu melintas Gramedia (1). Di parkiran Gramedia, ada seseorang yang memanggilku. Ternyata...

...EKKHE!! What a surprise!! Kemudian aku sempet "menginterogasi" dia sebentar, dan mendapatkan berita yang cukup melegakan: "Aku sudah sidang." (2)

Kemudian aku pun meneruskan perjalanan. Ke Jl. Bungsu, ke Palasari, kemudian ke BSM. Di BSM, kita nyalon dulu... I love cream bath, tapi kadang2 bosan juga... apalagi gambar komik Star Trek yang jadi motif tas slempangku juga sudah selesai dibaca. Mulailah cari kerjaan lain, olahraga jempol misalnya: SMS si Dedy... (kurang kerjaan betul), terus aku teringat sama perjumpaan dengan Ekkhe tadi, akhirnya aku SMS si Genus (3), dengan harapan dia baru berangkat ke Belanda besoknya. Ternyata...

...Genus ada di Bandung!! Dan seperti biasa dia ngajak kongkow2 sama anak2 PSM lainnya. Aku bilang kalo aku bawa 2 teman, jadi gak janji, kalo say hello doang sih boleh lah.

Dari BSM, kita makan malam di Happening (sebelahnya Rich & Famous). Waktu lagi makan itu, si Genus SMS, dia bilang Ntine, Geget, Setiyo, Mamih, dan dia lagi mau makan di Pizza Hut (4). Aku bilang: "OK, kalo gitu abis makan aku akan mampir sebentar", tentu saja setelah menemukan tempat nunggu yang enak buat Dynamic Duo.

Dari Happening, kita berjalan kaki ke Pizza Hut. Dedy dan Dody ke Disc Tarra, sementara aku masuk ke Pizza Hut.
Meskipun sebentar, aku sempet poto-poto, ketawa-ketawa, just like the old days. Eh ternyata, si Ntine belum dapet tempat nginep. Jadi, aku menawarkan untuk menginap di rumah (5). Tak lama kemudian, aku melihat Dedy sudah turun dari Disc Tarra, sendirian pula. Jadi aku langsung cabs. Malam itu, setelah selesai rapat bersama anak-anak PSM dan mas Jodi, Ntine diantar Genus ke rumah (6).

Keesokan harinya, aku cerita sedikit ttg perjalanan hari kemarin ke Ndoro. Katanya:

"Maksudku naik angkot ke arah Kalapa itu bukan berarti Kalapa-Dago, tapi bisa juga Kalapa-Ledeng, malahan Kalapa-Ledeng bisa naik di depan BEC langsung, gak perlu ke BIP."

Tapi... setelah aku ingat-ingat...
Kalo aku gak jalan ke BIP melalui Gramed, aku gak akan ketemu Ekkhe, sehingga mendapatkan berita cukup menyenangkan itu. (refer no 1)
Kalau aku tidak mendengar berita itu dari Ekkhe sendiri, aku gak akan iseng ngirim SMS ke Genus. (refer no 2)
Kalau aku tidak SMS Genus, aku tidak akan tahu kalau dia ada di Bandung dan bakalan jalan-jalan sama anak PSM, dan sebaliknya si Genus juga gak akan tahu kalau aku ada di Bandung. (refer no 3)
Kalau kita gak saling tahu, Genus gak bakal ngajak ke Pizza Hut. (refer no 4)
Gara-gara aku ke Pizza Hut, aku jadi tahu kalau Ntine gak dapat tempat nginep, sehingga aku menawarkan untuk ikut tidur di rumah. (refer 5)
Jadilah si Ntine gak perlu ke rumah sepupunya yang jauh itu! (refer 6)

Kalau aku langsung naik Kalapa-Ledeng di depan BEC, mungkin semua dari nomor 1 sd 6 tadi tidak akan terjadi. Cerita hari Sabtu bakalan berbeda. Seperti reaksi berantai. Kejadian 1, memicu kejadian-kejadian selanjutnya. Ternyata satu pilihan sederhana yang gak terlalu aku pikirkan pun bisa membuat perbedaan yang signifikan.

Hmm... aku jadi ingat episode Star Trek: The Next Generation yang berjudul Tapestry. Di situ Picard diberikan kesempatan untuk melihat lagi kehidupannya di masa muda. Ada momen yang ingin dia perbaiki. Akan tetapi, ketika dia berhasil mencegah momen itu untuk terjadi, ternyata kehidupannya menjadi sama sekali berbeda: dia tidak pernah menjadi kapten Enterprise, hanya crewman biasa saja.

Episode itu berjudul Tapestry. Maksudnya... kehidupan kita seperti permadani yang terdiri dari lembaran-lembaran benang yang dirangkai. Ketika 1 helai benang kita ambil... permadani itu akan terurai, yang jelas: it will never be the same.

1 comment:

Credo said...

Hwihihihi.. lucu juga jalan cerita 'chain reaction' nya..

Dan jgn lupa juga anda mendapatkan kesempatan emas untuk bertemu dengan seseorang baik budi bernama NDC di BSM (huwahahaha, just kiddin' :p)