Sunday, September 28, 2008

Cerita Menjelang Lebaran

Akhir-akhir ini... aku merasakan sesuatu yang ternyata jarang kurasakan selama 10 tahun terjun ke dunia IT: ternyata IT itu indah... thanks to fasilitas-fasilitas tambahan yang baru-baru ini kudapatkan, entah itu dari kantor, atau nemu sendiri dari mana-mana. Hidup menjadi terasa lebih mudah. Fasilitas-fasilitas tersebut termasuk VPN kantor, e-mail client bawaan HP katro-ku (should've found it months ago), ebuddy web client, wi-fi di rumah, dan aplikasi-aplikasi gretongan yang membuat laptopku jadi legal selalu. Rasanya seperti 12 tahun lalu, ketika pertama kali aku berkenalan dengan Internet, dimana beberapa hal yang semula impossible menjadi possible.

Iya nih, dengan adanya si Dell baru, aku jadi senang meng-install aplikasi gretongan di dalamnya. Yang dimaksud gretongan itu freeware dan/atau open source. Waktu terima si Dell, aku janji gak mau install aplikasi bajakan, malu ah. Tapi aku juga sadar bahwa ada aplikasi-aplikasi yang tak tersedia di kantor yang sangat kuperlukan baik untuk kepentingan pribadi, maupun untuk kerjaan kantor. Contohnya yang cukup mendasar: WinZip atau WinRAR. Kantorku gak punya lisensinya WinZip atau WinRAR, selama ini selalu pakek trial-version (malu lagi dong). Padahal kan perlu banget tuh. Jadi aku berburu substitusinya yang freeware. Dapet deh... IZArc.

Selain itu yang aku lagi seneeennngg banget pakeknya adalah: GIMP. Yang ini penggantinya PhotoShop. Awalnya agak wagu juga pakeknya, gak familiar sama istilah-istilahnya... tapi lama-lama, ternyata menyenangkan sekali.

Aku berlatih menggunakan GIMP dimulai dengan "proyek kartu lebaran"ku tahun ini. Apa itu? Begini... sekarang ini kan trend-nya orang kirim SMS untuk mengucapkan selamat lebaran dan mohon maaf. Menurut aku, pengiriman SMS itu membuat ucapan selamat dan permohonan maaf itu jadi kehilangan sentuhan pribadi dari seseorang. Jadi berasa basa-basi doang. Beda banget dengan jaman dulu ketika aku rajin mengirim kartu lebaran buat teman-teman sekelasku di SD. Setiap kartu yang kukirim dapat sentuhan pribadi (paling gak, buat ditandatangan). Lebih niat gitu loh...

Terus aku pikir... aku pengen melakukan hal seperti dulu lagi. Mungkin gak ke semua relasi-ku, secara nyari alamat mereka semua pasti butuh waktu, jadi ke orang-orang tertentu saja. Untuk membuatnya jadi istimewa, aku gak menggunakan kartu yang siap pakai dan dijual di toko-toko, melainkan kubuat sendiri kartunya. Kalo jaman dulu dengan cut-and-paste pakek gunting dan lem, sekarang cut-and-paste di laptop saja. Semua kartu yang kubuat desainnya dikerjakan dengan menggunakan GIMP tadi. Semangat dari proyek pribadi ini adalah: "...karena kartu tak sekedar SMS."

Semoga aja yang nerima kartu berkenan semua... Ah, tapi kan yang penting niatnya ya...

Hmm... sekarang aku mau kembali mensyukuri... nikmatnya jadi orang IT...

Thursday, September 25, 2008

Belakangan Ini...

Udah berapa kali mau nulis postingan, tapi terus baru beberapa kalimat, kok jadi malas... Ini dia beberapa kabar terakhir dari dunia persilatan:

Dell-Takodel-Kodel aka Martabak Terang Bulan akhirnya pensiun. Gantinya adalah Dell yang "gak terlalu baru", gak meyakinkan awalnya, tapi aku mulai menyenanginya... Belum nemu nickname yang pas.

Buat membersihkan Dell-Takodel-Kodel dari sisa-sisa jamahanku, ternyata panjang prosesnya: menghapus history, cache, dan saved forms yang ada di browser, menguninstall semua non-standard programs yang mana ternyata banyak bangeeettt... lebih dari setengah program yang terinstall itu aneh-aneh, terus menghapus (tanpa lewat recycle bin) semua file yang ada di My Documents setelah sebelumnya di-copy ke external harddisk (ehehehe... plenty of personal stuffs there), menghapus user admin atas namaku yang passwordnya sedikit "inappropriate".

Aku sudah berhasil mendapatkan salah satu dari My CD Wishlist yang pernah kuceritakan di blog ini. Tentunya bukan the Brent Spiner CD, melainkan Unspoken-nya Jim Brickman... Aku masih sedikit heran, kok bisa ya... cuman selisih seminggu CD Unspoken itu sudah sampe di Jakarta.

Udah nyoba Herbal Essences yang Dangerously Straight... emang rambut jadi lembut banget sih... tapi berasa gak ngaruh, harap maklum... rambutku kan emang masih setengahnya dalam pengaruh perbuatan smoothing setahun yang lalu...

Di kantor semakin dingin, dan semakin banyak orang yang bilang kalo aku tambah kurus, termasuk teman kuliahku di PSM dulu. Padahal dulu jaman kuliah itu aku bisa sampe 48 kg loh kalo akhir semester, sekarang kan enggak... Menurut aku sih... itu gara-gara dingin. Karena dingin, lemak-lemak cadangan yang tersisa jadi ikut terbakar. Abis apa coba kalo bukan dingin? Makan banyak, terus aku juga mulai enjoy dengan pekerjaan di kantor (terbukti dari mulai jarangnya pulang teng-go), thesis juga lagi gak seret...

Eeehh... time to sleep. Tidur dulu yaa...

Thursday, September 18, 2008

Sakau Wasabi

Aku biasanya sering sakau coklat. Tiba-tiba punya keinginan makan coklat yang kebayang-bayang terus. Biasanya sih gak berlangsung lama... karena selalu ada Toko Bahagia, Starmart, Superindo, Hero, bahkan warung-warung kecil yang menyediakan aneka rupa coklat, dari mulai yang harganya sangat bersahabat sampe yang nggilani.

Kali ini... aku lagi peeeennngggeeeennn banget makan: wasabi. Wasabi adalah pasta hijau yang umumnya dimakan bersama sushi. Rasanya pedes aneh, gak seperti cabe, cabe rawit, ataupun lada. Pedesnya tidak terasa di lidah, tapi reaksinya bisa sampe ke ubun-ubun. Fungsinya wasabi yang selama ini aku tahu adalah menghilangkan rasa amis yang ada di ikan mentah-nya Sushi.

Tapi... ternyata wasabi lebih dari itu... keinginan untuk makan wasabi, membuat aku jadi browsing dan mencari info lebih jauh tentang makanan unik ini.

Ternyata oh ternyata... wasabi itu terbuat dari lobak khusus yang hanya tumbuh di Jepang. Selain menghilangkan rasa dan bau amis, wasabi juga mengandung zat tertentu yang membunuh bakteri-bakteri yang ada di ikan mentah.

Waaaaaa..... aku jadi semakin peeenngggeeennn...

Tuesday, September 16, 2008

Telemarketing

Lama-lama capek deeehhh memperhatikan dan jadi korban telemarketing. Menjebak banget deh, jadi mohon hati-hati aja, jangan sampe termakan rayuan tanpa sengaja. Kalo kita bilang IYA, itu harus karena program yang ditawarkan memang sudah kita pikirkan masak-masak.

Jadi begini... belakangan ini sering banget ditelpon sama beberapa orang dari penerbit kartu kredit yang aku gunakan produknya. Mereka gak menawarkan sesuatu yang besar. Cuman fitur-fitur tambahan dari kartu kredit yang sudah bertahun-tahun aku gunakan. Seperti misalnya proteksi pembayaran tagihan, sejenis insurance gitu deh, dengan premi yang gak besar, yang mana misalkan terjadi kita sakit atau gimana, bisa terbebas dari kewajiban untuk bayar tagihan.

Waktu nelponnya tuh kadang enggak banget. Misalnya pas jam kantor, duh... kadang kalo lagi mikir sesuatu, konsentrasi jadi buyar... Terus semalam... dia nelpon jam 8 malam... untung saja aku belum tidur, kalo sudah.. wah bisa-bisa bete deh. Pernah lagi waktu aku di Bali, aku badly needed some sleep kan... pas jalan dari Ubud ke Denpasar, nah enak banget tuh buat tidur... mobilnya AC-nya dingin, temen yang bawa mobil juga nyetirnya enak, abis makan Bebek Bengil pula. Ada telepon masuk, kupikir dari teman atau orang kantor, aaarrrgghhh... tak taunya telemarketer yang maksa banget biar aku menyetujui untuk bergabung dengan asuransi kesehatan yang preminya "cuma" 7500 per hari.

Setelah berkali-kali ditelpon, akhirnya aku nangkep pola kerja mereka:

1. Awalnya mereka akan menjelaskan tentang keuntungan produk/fitur itu. Ya iyalah... tapi yang dijelaskan keuntungannya doang, terms & conditions secara keseluruhan gak mungkin bisa dijelaskan via telepon. Pasti kan ada batasan2 juga...

2. Mereka akan bilang kalo biayanya itu kecil. Beneran kecil atau enggak... yah itu sih tergantung masing-masing orang... contoh asuransi kesehatan itu... kalo yang belum di-cover dimana-mana, 7500 mungkin emang pantas, tapi kalo yang udah dapet fasilitas dari kantor, lain lagi ceritanya. Jadi meskipun biayanya keliatan kecil, kita harus bener-bener pikirkan, emang perlu gak sih?

3. Di beberapa kasus, mereka kadang gak menjelaskan bahwa untuk mengaktifkan fitur itu ada biaya tambahan. Contoh nih... Transfer Balance... salah satu vendor kartu kredit yang aku gunakan menawarkan untuk memindahkan tagihan dari kartu kreditku yang penerbitnya adalah bank tempat rekening gajiku ke kartu kredit keluaran mereka... aku hampir oke-in aja, sampe aku tanya: Ini Gratis kan? Ealah... si mas-mas yang nelpon cengengesan, dia bilang biayanya 25000... Yeee... ngapain juga kan, rugi 2 kali dunk... wong biasanya juga aku bayar kartu kredit yang itu pakek ATM-nya bank tempat rekening gajiku... itu udah kena charge 5000... lha ini... masa' nambah lagi biaya yang sebenernya gak perlu.

4. Nah terus ujung-ujungnya mereka akan menverifikasi data-data kita (seperti tanggal lahir, nama kecil ibu kandung, dst) abis itu menyimpulkan kalo kita sudah menyetujui untuk mengaktifkan fitur yang ditawarkan. Kalo udah gitu, biasanya aku mengeluarkan jurus: "Saya gak bilang kalo saya setuju untuk bla...bla...bla... loh". Kemudian aku akan mengeluarkan alasan aku gak mau mengaktifkan via telepon karena aku gak bisa mikir panjang dan mempelajari lebih jauh tentang konsekuensi dari pengaktifkan fitur tersebut, aku juga akan bilang kalo aku lebih nyaman mengisi form dan menandatangani sesuatu untuk permintaan semacam itu. Mereka akan menjelaskan kalo percakapan telepon itu direkam... jadi bisa buat tanda bukti, sehingga aku gak perlu repot-repot isi form. Aku masih meragukan validitas dari rekaman... gimana coba, wong aku cuman bilang "hm-hm... uh-huh... hmm..." terus menjawab pertanyaan verifikasi sambil sedikit grumbling... kan gak jelas banget... itu emang suaraku apa bukan...

Yah begitulah... di era konsumerisme ini...segala channel dicoba untuk menambah pemasukan... yang perlu diingat adalah para telemarketer itu... they're just doing their jobs... jadi kita juga gak boleh gimana-gimana banget... yang penting iling lan waspodo... wakakak... maksudnya harus sadar terus. Kalo memutuskan sesuatu harus bener-bener udah dipikirkan, jangan main bilang iya-iya aja.

Kadang-kadang aku merasa kalo lagi dipaksa untuk aktifkan salah satu fitur beriuran bulanan hampir mirip dengan ditelepon seseorang yang kita tauk tapi gak kenal-kenal amat, terus dipaksa untuk menjawab: "Loe mau jadi pacar gue gak?"... Nah, kurang lebih udah tauk kan kita bakalan jawab apa..?? Kecuali kalo lagi dapet wangsit kali yeee... jawabannya bisa unexpected... hehehehe

Sunday, September 14, 2008

Penemuan "Harta Karun"

Kemaren bongkar barang-barang lama di kolong tempat tidur dan lemari dokumen di Bandung. Niatnya mau nyari foto jaman SMU, tapi malah nemu barang-barang lainnya yang lucu-lucu:

Brosur dan tiket Star Trek World Tour
Ternyata kita dateng ke pameran itu tgl 16 Januari 2000 di Suntec City, masuk pakek tiket pelajar.

Unsent letter yang ditujukan buat teman SMU-ku
Suratnya udah disegel di dalam amplop. I wonder.. Waktu itu nulis apa ya? Pasti masi pakek tulisan tangan. Old-fashioned banget.. Mengingat sekarang dah maniak email. Aku gak buka segelnya, lebih baik gak baca sama sekali... hehehe...

Foto Ponakan dan Snoopy-Snoopy
Sepertinya diambil sebelum aku pindah ke Bandung. Artinya ponakanku itu masih umur 2 tahun. Dikasih topi lebar dan dikelilingi Snoopy-Snoopy di atas tempat tidurku, giling... iseng banget yak... Sekarang ponakanku itu udah masuk SMP lo...

Catatan-catatan ke-PSM-an
Macem-macem... ada catatan pengeluaran waktu KPS, list penyanyi KPS, to do list KPS, trus yang berkaitan sama FPS juga ada. Ada amplop-amplop FPS...

Buku OSKM 98
Ahahaha.... aku gak enjoy OSKM 98, gak punya pengalaman manis juga di OSKM... tapi toh ketawa juga liat buku item jelek itu.

KTM Sementara
Waktu tahun 1999 aku pernah kehilangan dompet. Bersama dengan hilangnya dompet itu, hilang juga KTM yang merangkap sebagai ATM BNI (tapi gak pernah aku pakai fitur ATM-nya)... Waktu lagi nunggu KTM baru selesai dibuat, dikasih selembar kertas buat KTM sementara...

Pasfoto item-putih dengan rambut bondol
Pasfoto yang diambil tahun 1998. Seger banget ekspresiku... soale lagi seneng tuh... udah ketauan mau sekolah dimana...

1 set bola bekel dan bijinya
Gak tauk waktu ke Carita kok iseng banget, mbawa seperangkat alat maen bekel... dah gitu ternyata temen-temen pada mau diajakin main bekel. Terus tauk gak sih... ternyata nih... cowok-cowok tuh lebih jago maen bekel loh... cuman pas SD kita gak tauk aja... secara pas SD mereka gak pernah mau diajakin maen bekel. Tapi lain cerita setelah mereka kuliah... mereka mau diajakin maen bekel, dan kemudian menguasai permainan dengan ukuran tangan mereka yang emang ditakdirkan untuk lebih besar dari para cewek, sehingga bisa menggenggam bola bekel dengan lebih mantabhhh...

Saturday, September 06, 2008

Fun Friday

Jumat kemarin, seharian aku melakukan hal-hal menyenangkan yang rasanya sih udah lama gak kulakukan. Felt like being my old-self again.

Jadi Dubber Amatiran
Siang-siang, dimintain tolong Iqbal buat ngisi suara greeting di nomor telepon ekstensi khusus helpdesk. Aku rekaman di ruang GIS. Sama Iqbal disuruh latian dulu. First rehearsal... langsung perfecto... langsung mau direkam sama Iqbal. Ternyata First Take-nya... aku keselek. Akhirnya second take deh... karena takut keselek, aku jadi pelan-pelan ngomongnya. Pas di-replay, Iqbal bilang: "Kok gak bersemangat gitu ya?". Jadi third take deh... Kali ini aku menambah "semangat" dalam suaraku... kata Iqbal: "Ih kok galak ya, tapi ini bersih...". Ya udah lah... ambil yang galak juga gak apa-apa, yang penting bersih...

Yang aku gak perkirakan adalah reaksi orang-orang helpdesk ketika pertama kali menelpon ke nomor khusus tersebut. Ketika telponku berdering dan menunjukkan nomor helpdesk sebagai penelponnya, aku pikir mereka mau bertanya lagi tentang aplikasi helpdesk log. Tak taunya: "Bu Git, itu yang di nomor telepon baru, suaranya Ibu ya!?". Rupanya mereka pada kaget pertama kali denger... Kok ada mbak-mbak galak menjawab telpon?!! Aku langsung keketawaan kayak nenek sihir. Udah lama gak ketawa bebas banget kayak gitu, rasanya terakhir ketawa kayak gitu bulan November 2007. Pak Bos Besar sampe keluar dari ruangannya... "Ada apa? Ada apa?"

Jadi inget jaman kuliah dulu, merengek-rengek pengen jadi MC, karena pas FPS ITB semua temen altoku pada gantian jadi MC, sedangkan aku terpaksa sibuk sendiri dengan kerjaanku. Nah... Dengan bermodal suara berat kalo lagi ngasih briefing di Technical Meeting FPS atau rapat evaluasi, akhirnya Mia ngasih kesempatan pas konser Kammerchor entah dari kota apa kerjasama dengan Goethe Institute. Tauk gak seehh... pas jadi MC itu suaraku jadi cempreng...ga ada alto-altonya wakakakakak... si Mia protes pas udah selesai. Abis itu aku gak mau lagi jadi MC.

Ikutan Star Trek Trivia Quiz
Akhirnya aku mengakui bahwa facebook emang TOP!!! Kenapa? Karena mereka menyediakan aplikasi Addicted To STAR TREK. Trus seharian sambil ngerjain tugas-tugas kantor, aku maen trivia quiz-nya Star Trek. Ngejawabin pertanyaan-pertanyaan gak penting. Apa ya misalnya....?? Contoh yang mudah nih: Siapa nama bokapnya Captain Picard? Hayo... ada yang tauk kah?

Ternyata asik maen begituan... hehehe... dan aku akhirnya jadi ngeri sendiri. Ngerinya tuh karena ternyata aku bisa jawab pertanyaan2 detail itu, terutama yang berhubungan dengan Star Trek: The Next Generation. Hiii... berarti aku mungkin emang tergolong geek ya? Gokil emang...

Nonton Lunar Choir
Hmm... ini choir emang oke punya, kualitas tak diragukan lah. Maklum deh... isinya alumni Paragita UI. Pernah jadi "pelanggan" di FPS ITB juga. Lagu-lagunya itu loh... Mostly lagu Disney... arrrrggghhh.... jadi membawa ingatan kembali ke jaman-jaman SMP (mungkin) ketika pertama kali nonton Beauty and The Beast. Opening-nya kan lagu Belle... "Little town... little quiet village...". Nah itu tuh pertama kali aku denger suara orang nyanyi yang bening banget. Lagu Disney juga membawa ke masa-masa kuliahan ketika kami sering nyanyi lagu Disney di sekre PSM atau dalam perjalanan dari Carita (was it Disney? atau Sound of Music ya?). It was fun...

Oya, terus tak lupa mentertawakan diri sendiri. Jadi... salah satu lagu yang dibawakan adalah Can You Read My Mind-nya Superman. Waktu ITB Voices Night, itu termasuk lagu yang gak sukses (rasanya sih), nyanyinya gak enak deh. Pertanyaannya: bagaimana Lunar Choir membawakan lagu itu? Ternyata secara mendayu-dayu seperti selayaknya Love Theme suatu film. Gak secara mars seperti di ITB Voices Nite. Jauh lebih bagus dari Voices Nite jadinya.... hehehehe... very enjoyable lah...