Mungkin pernah mendengar yang namanya Mozart Effect… Teori ini sampe sekarang masih diragukan validitasnya. Tapi… baru-baru ini aku membuktikan sendiri bahwa musik Mozart emang punya dampak positif.
Kadang-kadang kita lagi kusut banget, pengen cerita sama orang laen, tapi orang-orang yang biasa kita waduli lagi unavailable karena berbagai alasan Atau kasus lain, kita lagi kusut banget juga, tapi… gak jelas alasannya apa, jadi sami mawon kan, ujung-ujungnya gak bisa cerita juga.
Nah, kira-kira awal minggu ini, aku mengalami hal seperti itu… Pada saat yang bersamaan, kebetulan lagi penasaran sama Piano Sonata No.15 in C Major-nya Mozart. Hari Minggu sebelumnya, lagu itu dipake di pentas balet Namarina Youth Dance Company. Kebetulan lagi… hari itu lagi hari Extravaganza, artinya… aku gak bisa maen di piano Petrof yang posisinya di depan TV dan suaranya terdengar sampai ke tetangga.
Mulailah aku main Sonata tadi di Privia. Jreng… jreng… jreng… Dan ternyata… loh kok, kusut dan bete yang gak jelas itu berkurang. Rasanya menyenangkan main lagu itu. Trus aku mainkan lagi lagu lain di Sonatina Album: Sonatina-nya Kuhlau dan Clementi yang lebih sederhana, juga Haydn. Sampe akhirnya bad mood tadi menguap entah kemana.
Heran jadinya… aku bukan penggemar lagu klasik. Lebih senang memainkan lagu-lagu pop, bahkan sudah sebulan ini aku iseng ikutan les piano pop. Tapi kenapa justru Sonata-nya Mozart dkk yang bisa menghilangkan kebeteanku?
Lucunya… aku lebih senang main Sonata-Sonatine itu di Privia dibandingkan di Petrof. Tumben-tumbenan… Biasanya aku lebih senang Petrof, karena emang Petrof asli kan, sedangkan Privia adalah artificial piano…
Kenapa untuk kasus ini aku pilih Privia? Karena aku ini pianis curang. Hehehe… Privia itu jauh lebih ringan dari Petrof, sehingga waktu main tangga-tangga nada yang ada di dalam Sonata tadi jadi lebih gak berusaha, lebih gak pake mikir, dan terdengar lebih ringan. Jari-jariku kan gak terlatih…. :-D
Trus di Privia bisa lebih bebas mau main fortissimo (keras banget bok…) kayak apa juga, asalkan master volume-nya diturunkan, gak usah takut diprotes tetangga. Memainkan akhiran frase musik yang GONJRENG fortissimo atau bahkan imut-imut pianissimo juga turut berkontribusi memperbaiki mood loh. Ketika kita mencurahkan power kita untuk ber-fortissimo-ria, pada saat itu emosi kita ikut tersalurkan. Atau ketika kita memainkan sesuatu yang imut-imut lembut, rasanya semua jadi begitu indah…
Ternyata Sonata/Sonatina yang sederhana tapi cukup menantang bisa memperbaiki mood atau membantu meluruskan yang kusut-kusut dan mengurangi kebetean yang ada. Kalo maen lagu yang terlalu berat dan sulit, malah bisa jadi stress kali, atau kalo terlalu simple… malah jadi kebosanan.
Oya, Sonata-nya Mozart itu punya nickname: Sonata Semplice. Semplice kayaknya artinya “simple” deh. Ya cocok sih, lagu itu memang sederhana (kedengarannya), apalagi kalo dibandingkan karyanya Mozart yang lain. Hehe… tapi kalo soal memainkannya sih kriting juga bok…
Jadi… coba temukanlah lagumu sendiri… kalo lagi bad mood, lagi bete, lagi kusut, nyanyikan/mainkanlah lagu itu untuk mengusir segala kebetean tersebut…
2 comments:
Khekhekhe.. blom pernah ngalamin.. ga punya koleksi lagu2 mozart jg sih :D
Belum tentu Mozart...
Siapa tauk NDC bisa melampiaskan kebetean dengan menyanyikan lagu Zing-Zing... :-)
Post a Comment