Sunday, August 03, 2008

Kenapa Tabasco Enak

Kali ini aku mau bahas tentang: Tabasco. Saus pedas encer ini lumayan cocok sama lidahku. Meskipun gak sering banget digunakan pada waktu makan seperti halnya kecap, tapi sebotol Tabasco selalu tersedia di dapur.

Semula kupikir saus Tabasco terbuat dari cabai yang bentuknya gendut-gendut seperti cabai paprika atau sebesar jalapeno pepper. Konon kata majalah, cabai tersebut dikeringkan selama 3 tahun sebelum diolah jadi saus.

Kemaren Sabtu, ada acara di Discovery Travel & Living yang membahas tentang sambel-sambel ter-oke di US, salah satunya Tabasco ini. Di acara tersebut dijelaskan bahwa saus Tabasco ini dibuat oleh sebuah perusahaan keluarga sejak tahun 1868. Bahan dasarnya adalah Tabasco pepper yang "dimatangkan" selama 3 tahun di dalam barrel (drum), seperti anggur. Jadi bukan dijemur/dikeringkan seperti yang kukira sebelumnya.

Tabasco peppernya sendiri ternyata bukan cabe-cabe gendut seperti paprika atau jalapeno, tapi cabe kecil-kecil yang buat aku: they look extremely familiar. Setelah aku cek di Wikipedia, ternyata Tabasco pepper itu salah satu varietas dari tumbuhan yang punya nama latin Capsicum frutescens.

Nah, ternyata... di Indonesia sini, tumbuhan Capsicum frutescens tadi sangat terkenal dan lumrah dikonsumsi oleh masyarakat. Buahnya selalu tersedia di tukang-tukang gorengan. Bukan cuman tukang gorengan yang melengkapi dagangannya dengan buah tersebut, tapi juga tukang gado-gado, yang jualan seafood di Pangandaran, yang jualan Mie Godok, yang jualan Sup Ikan Batam, di dalam brongkos, ternyata ada di mana-mana... Kita biasa mengenalnya sebagai Cabe Rawit, atau di Bandung dikenal sebagai Cengek.

Jadi saus Tabasco yang sudah melanglang buana dari Avery Island, Louisiana, US itu, ternyata satu species dengan cabe rawit. Makanya cocok di lidah.

Dari perjalanan browsing Wikipedia mencari keterangan tentang Tabasco, aku menemukan yang namanya skala Scoville, yaitu skala yang mengukur tingkat kepedasan cabe. Ternyata cabe rawit yang kita kenal sehari-hari, atau disebut Chili Padi kalo di Malaysia itu, mempunyai nilai 50000-100000 dalam skala Scoville. Sedangkan Tabasco pepper hanya berkisar 30000-50000.

Hmm... jadi Tabasco sauce dan potongan cengek mungkin bisa saling mensubstitusi ya? Kalo mau makan sup krim gak ada tabasco sauce, pakek potongan cengek aja. Sebaliknya mau makan tahu sumedang gak ada cengek, cocolin tabasco sauce aja. Matching gak ya?

No comments: