Friday, August 25, 2006

Liburan Kemerdekaan 3: Walking Machine Hero

Bagian terakhir dari liburan HUT RI aku habiskan bersama kawan lama: novel Star Trek. Rasanya sudah lama banget gak baca novel Star Trek. Hmm, sebenernya sih... gak segitunya... terakhir aku baca novel VOYAGER waktu awal tahun ini, tapi yang itu ceritanya standar aja, gak istimewa banget. Yang istimewa itu biasanya bikin kita terbawa di dalam rollercoaster emosi dari cerita novel tersebut.

Aku gak akan menulis review secara detail dari novel-novel yang aku baca kemaren, tapi ini dia beberapa yang istimewa:

I, Q (The Next Generation - TNG) - Cara penulisan novel ini sedikit berbeda dari novel Star Trek pada umumnya. Kalo biasanya storyteller-nya adalah si penulis, di novel ini storyteller-nya adalah Q, yang menceritakan pengalamannya sendiri. Di situ asiknya... karena dilengkapi dengan komentar-komentar lucu si Q (sebagai superior being) terhadap segala sesuatunya termasuk terhadap Picard dan Data (yang dianggap Q sebagai "lesser being"). Trus di novel ini Picard dan Data tidak digambarkan selalu serius dan cool, mereka kadang melakukan tindakan atau mengeluarkan statement bodoh atau bahkan annoying. Yah... mereka kan juga manusia.... (eh...salah ya? Data kan bukan manusia...). Jadinya aku cekikikan sendiri baca novel ini. Eh kok jadi banyak sih?

Homecoming 1 & 2 (Voyager) - kalo yang ini tentang nasibnya crew USS Voyager setelah mereka kembali ke Alpha Quadrant. Seneng aja, jadi ada penjelasan kan, setelah mereka sampai di Alpha Quadrant, kemudian apa yang terjadi pada crew-nya Voyager yang 1/2-nya bekaas "penjahat" itu. Ceritanya sebenernya biasa aja, tentang conspiracy gitu deh... tapi nasib crew Voyager itu yang bikin menarik.

Immortal Coil (TNG) - nah ini novel yang pertama kubaca kemaren, dan yang paling berkesan. Bercerita tentang misteri artificial intelligence di dunia Star Trek. Banyak banget kejutan-kejutan, sampe pada suatu titik... aku bertanya: loh... kenapa kok semua tokoh baru di novel itu ternyata android? (ups, spoiler)... bukannya di Writer's Bible-nya Star Trek ada ketentuan bahwa tidak ada android selain Data dan Lore ya? Terus ternyata tokoh yang aku duga sebagai "android juga", ternyata bukan android. Terus love story-nya juga gak norak. Tapi ujung-ujungnya... meskipun banyak AI muncul di cerita itu, ternyata Data, my walking machine hero, tetep merupakan sosok yang unik.

Ngomong-ngomong love story, mau tauk love story di Star Trek yang paling aku sebelin? Kisah cintanya Picard dengan Anij di Star Trek 9!! Sebel banget... gak suka... tokoh itu gak cocok buat jadi "The Captain's Woman".

Kembali ke novel...

Star Trek: Nemesis - yang ini? Aku gak jadi baca... itu yang membuatnya jadi istimewa!! Padahal... sejak tahun 2002 (waktu filmnya di-launching) aku mencari-cari novel ini. Dan sekarang... setelah mendapatkannya, ternyata aku ragu-ragu untuk membacanya... aku males membacanya. It's not the worst Star Trek movie loh, sebenernya it's not a bad Star Trek movie at all (meskipun revenue dari film itu menyatakan lain)... tapi... thanks to Data... aku jadi ilfil sama film / novel ini, karena dalam Nemesis, my beloved android mattiiii!!. Huhuhuhuhu...

Whooaa... yeah... sekarang aku mau cerita tentang Data. Mungkin sedikit terlambat, should have done it long time ago. Data adalah pahlawan masa remajaku, dulu sih aku sangat bangga sama Data, tapi pernah suatu masa, setelah bertambah usia... ternyata sulit untuk mengakui hal tersebut, bahkan sulit untuk mengakui bahwa I'm a Trekkie (or Trekker? Apapun deh...). Mungkin karena di masa itu aku berpikiran: ternyata aku norak sekali sih... hmm mungkin bukan norak, even worse: a freak...? Katanya... tanda-tanda seorang freak salah satunya adalah "suka Star Trek". Yah, tapi bodo amat deh, biarin aja dibilang freak (semua orang juga punya sisi yang bisa membuatnya dibilang freak kan?).

Waktu aku masih ABG, aku hanya melihat Data sebagai tokoh yang unik, lain dari tokoh lainnya yang umumnya manusia, superior (pintar, kuat, apalagi?). Kalo sekarang? Aku melihatnya tetap sebagai sosok yang superior, unik, dst...dst..., tapi satu hal yang menjadikannya dia berbeda adalah: Data itu polos... Tadinya kupikir Data itu so naive hanya karena dia emotionless... tapi setelah Data akhirnya meng-install emotion chip, ternyata dia tetap (dibuat) polos, naive, innocent... coba aja liat wajahnya (maksudku Data, bukan Brent Spiner), innocent banget... sepertinya menyenangkan berteman dengannya... dia bukan tipe orang yang suka menyembunyikan udang di balik bakwan, apalagi bala-bala (apakah replicator di USS Enterprise mampu membuat bala-bala?)...

Satu hal yang menarik tentang Data: he's an android kan... bukan seseorang yang secara natural memiliki orang tua, punya anak, punya sodara... tapi... dari semua tokoh di The Next Generation, ternyata... Data lah yang keluarganya paling dikenal oleh pemirsa. Dia punya ibu, dia punya bapak, punya siblings, punya anak, punya piaraan. Oya, aku menyebut keluarganya Data itu sebagai: Keluarga Yang Aneh... tapi ini buat lain kali aja ceritanya...

Yah itulah...Data have been and will always be my favorite android... (tuh kan... sekarang aku bisa mengakuinya)... Hmm... oya, foto ini adalah kartu ulang tahun yang diberikan oleh 2 orang temanku waktu ulang tahunku ke-17. Makasih teman-teman... hihi... Btw, aku baru sadar beberapa minggu lalu, hadiah yang mereka berikan bersama kartu itu, ternyata lebih unik dari yang aku kira: "celengan Snoopy lagi memegang Saxophone". Wow... what a coincidence: Data, Snoopy, dan Saxophone... mungkin mereka dapet sejenis premonition ya? Aku kan gak pernah berpikir untuk belajar saxophone sampai akhir 2004...? (naon sih...)

No comments: