Kenapa ya?? Kok gak pernah menang kuis Java Jazz...?? Hihihi... Selalu nama orang lain yang tercantum dalam daftar pemenang, ndak pernah salah satu dari 4 nama yang kumasukkan (apa mestinya aku masukin 6 nama?? Gak cuman 4? Kurang kali ya?)
Hmm... tanganku sakit nih, apakah karena kebanyakan makan bawang goreng palu. Uh-oh, makanan itu sangat irresistible... apalagi kalo dicampur abon solo yang masih kriuk dan setengah pedas... waaatttaaa....
Ayooo giitttaaa... selesaikan thesismu segera, abis itu kau bisa suka-suka, mau les saxophone kek, mau les vokal kek, mau ikut les mobil lagi (selesai les ntar beli piring, kemudian mengkado diri sendiri dengan piring tersebut. Udah 3 kali bok!!). Haha... sebelum 21 Juni tahun ini, kamu sudah harus beraniiii...
Hii... gak jelas banget sih posting ini... yah begini deh akibatnya... kalo lagi pengen posting, tapi gak punya bahan spesifik, dan pikiran lagi melanglang buana kemana-mana... Awww...
Monday, February 25, 2008
Thursday, February 21, 2008
Jelek! Berisik! Jangan Dibeli!
Ini tentang musik, harusnya masuk blogku yang satu lagi. Tetappii... isinya bukan review, tapi celaan... jadi di sini aja yaa...
Udah berapa minggu, tiap kali ke toko CD dan mencari albumnya Maia and Friends, selalu ditawarin Mulan Jameela, dan aku selalu menolak. Akhirnya kemaren aku ngopy MP3-nya album Mulan Jameela. Abisnya aku penasaran... Pas wiken ketemu Jati dan Hayat, mereka bilang albumnya Mulan ngerusak lagu-lagunya Andra dan Dewa. Meskipun penasaran, tapi tetep tak mau beli CD-nya... jadi ya sudah cari MP3 bajakan saja.
Ternyata... Mulan adalah bakat tersia-sia. Suaranya dia kan emang khas ya sebenernya... punya karakter gitu loh. Nah, tapi di album ini dirusak sama aransemen lagu-lagu di album itu yang kampring. Benar, coba kuulangi sekali lagi: kampring, kampungan, ndeso. Musiknya brisik... gak enak didenger.
Contohnya lagu terakhir: Pertama-nya Reza... aku pikir, Mulan bisa keren banget nyanyi lagu itu, dengan suaranya yang ambitus di bawah namun barbie itu... Tapi... lagi-lagi dirusak sama aransemen yang kampring... yang ada Mulan si Barbie Girl malah berubah jadi terkesan murahan... hmm... ya gitu deh maksudnya. Uh-oh... tak tega bilang dengan gamblang... mengotori blog-ku nanti...
Sebenernya, kalo ini penyanyi biasa, bukan Mulan sokongannya si Dhani Gendeng itu (heheheh... dukun darimana ini), maka aku cuman berkomentar "gak begitu bagus" atau "biasa aja" atau "aneh"... nah karena ini ada campur tangan Dhani Gendeng itu, jadi reviewku adalah: "Album Mulan Jameela tergolong JELEK!! BRISIK!! JANGAN DIBELI!!". Pokoknya untung deh gak beli CD atau kaset-nya... Bisa saving 50rebu...
Hahaha... sebenernya ini ditambah lagi pengaruh dari event pindah gedung kantor ke gedung matre yang Dingin, Risih, Makanan Gak Enak, Berisik, Bau, ugh... makanya review-ku jadi vulgar gitu dan malah berubah jadi celaan...
Hmm... aku jadi pengen beli album Maia & Friends... tadinya aku mau nunggu album Duo Maia yang beneran... tapi kayaknya perlu juga beli yang ini, buat mendukung penjualan albumnya, biar lebih unggul dibandingkan si Mulan "Jangan Dibeli" Jameela.
Udah berapa minggu, tiap kali ke toko CD dan mencari albumnya Maia and Friends, selalu ditawarin Mulan Jameela, dan aku selalu menolak. Akhirnya kemaren aku ngopy MP3-nya album Mulan Jameela. Abisnya aku penasaran... Pas wiken ketemu Jati dan Hayat, mereka bilang albumnya Mulan ngerusak lagu-lagunya Andra dan Dewa. Meskipun penasaran, tapi tetep tak mau beli CD-nya... jadi ya sudah cari MP3 bajakan saja.
Ternyata... Mulan adalah bakat tersia-sia. Suaranya dia kan emang khas ya sebenernya... punya karakter gitu loh. Nah, tapi di album ini dirusak sama aransemen lagu-lagu di album itu yang kampring. Benar, coba kuulangi sekali lagi: kampring, kampungan, ndeso. Musiknya brisik... gak enak didenger.
Contohnya lagu terakhir: Pertama-nya Reza... aku pikir, Mulan bisa keren banget nyanyi lagu itu, dengan suaranya yang ambitus di bawah namun barbie itu... Tapi... lagi-lagi dirusak sama aransemen yang kampring... yang ada Mulan si Barbie Girl malah berubah jadi terkesan murahan... hmm... ya gitu deh maksudnya. Uh-oh... tak tega bilang dengan gamblang... mengotori blog-ku nanti...
Sebenernya, kalo ini penyanyi biasa, bukan Mulan sokongannya si Dhani Gendeng itu (heheheh... dukun darimana ini), maka aku cuman berkomentar "gak begitu bagus" atau "biasa aja" atau "aneh"... nah karena ini ada campur tangan Dhani Gendeng itu, jadi reviewku adalah: "Album Mulan Jameela tergolong JELEK!! BRISIK!! JANGAN DIBELI!!". Pokoknya untung deh gak beli CD atau kaset-nya... Bisa saving 50rebu...
Hahaha... sebenernya ini ditambah lagi pengaruh dari event pindah gedung kantor ke gedung matre yang Dingin, Risih, Makanan Gak Enak, Berisik, Bau, ugh... makanya review-ku jadi vulgar gitu dan malah berubah jadi celaan...
Hmm... aku jadi pengen beli album Maia & Friends... tadinya aku mau nunggu album Duo Maia yang beneran... tapi kayaknya perlu juga beli yang ini, buat mendukung penjualan albumnya, biar lebih unggul dibandingkan si Mulan "Jangan Dibeli" Jameela.
Wednesday, February 20, 2008
Garing... Anak PSM... Capek deh...
Dalam Metro Mini 640 jurusan Tanah Abang-Pasar Minggu yang melintas di jalan Jenderal Sudirman, pada suatu sore yang cerah... Di sebelahku duduk sesama ex-anak PSM ITB yang tidak akan kusebutkan namanya...
Kenek 640: "Mingguuuu... Mingguu... Mingguuu..."
Anak PSM yang di sebelahku menggumam: "Ih... Sekarang kan hari Selasa.. bukan Minggu."
Aku: "Bukan... itu maksudnya nyampe di tujuan ntar hari Minggu."
Abis itu kami terdiam. Sesaat aku merasa kembali ke masa lalu, ke dalam sekre PSM yang bau namun penuh tawa. Selanjutnya aku nyambung: "Mas... gak semua orang ngerti yang kayak gituan...".
Maksudku... dalam perjalananku di Pertamina misalnya, gak semuanya bisa ketawa atau bahkan menyeringai males kalo kita ngegaring. Lebih parah lagi, aku sih rasanya jarang mendapatkan kesempatan untuk ngegaring. Paling2 sekalinya ngegaring mendapat komentar: "Maksudnya apa sih? Kok gak nyambung...??" Lhaaa... emang sengaja... namanya juga ngegaring. Padahal menggaring itu menyenangkan... seperti bermain kata-kata dengan menukar-nukar konteks (kalo diformalisasi, mungkin bahasanya jadi seperti itu).
Anak PSM yang tadi: "Jadi untuk ngerti garing, perlu intelejensia juga ya..."
Aku: "Heheheh..."
Mungkin bukan seperti itu tepatnya, kalo diterjemahkan jadi kesannya: "makin garing makin pandai..." atau "yang gak garing maka gak pintar". Gak seperti itu sih... Lebih tepatnya... yang ngerti bahwa seseorang lagi bermaksud menggaring adalah orang lain yang punya cara berpikir sejalan dengan si penggaring. Mungkin karena aku di lingkungan yang sama dengan temanku itu cukup lama, makanya kami punya jalan pikiran yang selaras.
Aduh... beginian aja kok dibahas ya?? Itu juga salah satu ciri anak PSM, kalo lagi santai, suka ngebahas yang gak penting dengan gaya yang serius. Tapi kadang2 dari yang gak penting itu keluar ide-ide giling.
Yang penting... Hidup Garing!! Garing membuat hidup lebih berwarna...
Kenek 640: "Mingguuuu... Mingguu... Mingguuu..."
Anak PSM yang di sebelahku menggumam: "Ih... Sekarang kan hari Selasa.. bukan Minggu."
Aku: "Bukan... itu maksudnya nyampe di tujuan ntar hari Minggu."
Abis itu kami terdiam. Sesaat aku merasa kembali ke masa lalu, ke dalam sekre PSM yang bau namun penuh tawa. Selanjutnya aku nyambung: "Mas... gak semua orang ngerti yang kayak gituan...".
Maksudku... dalam perjalananku di Pertamina misalnya, gak semuanya bisa ketawa atau bahkan menyeringai males kalo kita ngegaring. Lebih parah lagi, aku sih rasanya jarang mendapatkan kesempatan untuk ngegaring. Paling2 sekalinya ngegaring mendapat komentar: "Maksudnya apa sih? Kok gak nyambung...??" Lhaaa... emang sengaja... namanya juga ngegaring. Padahal menggaring itu menyenangkan... seperti bermain kata-kata dengan menukar-nukar konteks (kalo diformalisasi, mungkin bahasanya jadi seperti itu).
Anak PSM yang tadi: "Jadi untuk ngerti garing, perlu intelejensia juga ya..."
Aku: "Heheheh..."
Mungkin bukan seperti itu tepatnya, kalo diterjemahkan jadi kesannya: "makin garing makin pandai..." atau "yang gak garing maka gak pintar". Gak seperti itu sih... Lebih tepatnya... yang ngerti bahwa seseorang lagi bermaksud menggaring adalah orang lain yang punya cara berpikir sejalan dengan si penggaring. Mungkin karena aku di lingkungan yang sama dengan temanku itu cukup lama, makanya kami punya jalan pikiran yang selaras.
Aduh... beginian aja kok dibahas ya?? Itu juga salah satu ciri anak PSM, kalo lagi santai, suka ngebahas yang gak penting dengan gaya yang serius. Tapi kadang2 dari yang gak penting itu keluar ide-ide giling.
Yang penting... Hidup Garing!! Garing membuat hidup lebih berwarna...
Tuesday, February 19, 2008
"Saku Belakang" dan Lift Menara StandChart...
Kemaren, sesuatu yang menggelikan terjadi di dalam lift gedung baru kantorku.
Setiap pekerja kantor di gedung Menara StandChart aka Menara Satrio mendapatkan kartu akses yang dipergunakan untuk melewati security gate di lobby, juga untuk naik lift. Penggunaan kartu tersebut mirip dengan penggunaan kartu EZLink di MRT-nya Singapore. Tinggal di-tap, maka pintunya pun terbuka, atau liftnya bisa dipencet lantai tujuannya. Seperti halnya EZLink juga, kartu tersebut bisa saja terbungkus dompet ketika di-tap-kan ke scannernya.
Ada salah seorang sahabatku yang tak akan kusebutkan namanya di sini, tapi mungkin teman-teman yang tahu kehidupan kantorku sudah bisa menebak siapa gerangan yang kumaksud. Sahabatku ini seorang bapak-bapak. Dia menyimpan kartu aksesnya di dalam dompet. Sehingga dia tinggal menempelkan dompetnya di atas scanner, dan JEGLEK!! Pintu pun terbuka.
Nah, kemaren itu, selesai belanja di minimarket parkiran bawah... kami sudah melewati security gate. Kemudian rame-rame masuk lift. Tiba-tiba temanku ini bertingkah aneh sekali... dia membelakangi tombol-tombol lift dan berusaha menempelkan saku celana belakangnya ke scanner akses yang ada di lift itu... "Ih, susah amat sih. Biasanya bisaa.."
"Loe ngapain sih?!!" Aku heran, setengah geli. Abis ajaib banget gayanya...
Kebayang kan? Kalo mas-mas, bapak-bapak, om-om sering menyimpan dompetnya di saku celana sebelah mana?? Ya saku belakang. Nah... karena dompetnya yang berisi kartu akses disimpan di saku belakang, jadi ajaib gitu adegannya... Pokoknya dia berusaha gak mengeluarkan dompet dari saku...
Ya am-pyuun... kira-kira berapa banyak ya mas-mas, om-om, bapak-bapak yang melakukan stunt seperti temanku itu?! Kebayang deh... kalo ada 500 orang bapak-bapak di gedung itu yang menyimpan dompetnya di saku belakang dan malas mengeluarkan dompetnya, dalam sehari berapa banyak "saku belakang" yang nempel di scanner kartu akses yang di dalam lift?? Uh-Oh... males banget gak sih...
Dalam hati: "hmm... karena loe adalah temen gue udah lama, udah seperti kakak gue sendiri.. jadi loe gue maapin..". Tapi geli juga sih...
Jadi pesan moral yang dapat diambil dari cerita ini adalah... kalo meletakkan scanner kartu akses, jangan dibikin sejajar dengan saku belakang ya... kalo tidak mau banyak "saku belakang" nempel di scanner tersebut...
Setiap pekerja kantor di gedung Menara StandChart aka Menara Satrio mendapatkan kartu akses yang dipergunakan untuk melewati security gate di lobby, juga untuk naik lift. Penggunaan kartu tersebut mirip dengan penggunaan kartu EZLink di MRT-nya Singapore. Tinggal di-tap, maka pintunya pun terbuka, atau liftnya bisa dipencet lantai tujuannya. Seperti halnya EZLink juga, kartu tersebut bisa saja terbungkus dompet ketika di-tap-kan ke scannernya.
Ada salah seorang sahabatku yang tak akan kusebutkan namanya di sini, tapi mungkin teman-teman yang tahu kehidupan kantorku sudah bisa menebak siapa gerangan yang kumaksud. Sahabatku ini seorang bapak-bapak. Dia menyimpan kartu aksesnya di dalam dompet. Sehingga dia tinggal menempelkan dompetnya di atas scanner, dan JEGLEK!! Pintu pun terbuka.
Nah, kemaren itu, selesai belanja di minimarket parkiran bawah... kami sudah melewati security gate. Kemudian rame-rame masuk lift. Tiba-tiba temanku ini bertingkah aneh sekali... dia membelakangi tombol-tombol lift dan berusaha menempelkan saku celana belakangnya ke scanner akses yang ada di lift itu... "Ih, susah amat sih. Biasanya bisaa.."
"Loe ngapain sih?!!" Aku heran, setengah geli. Abis ajaib banget gayanya...
Kebayang kan? Kalo mas-mas, bapak-bapak, om-om sering menyimpan dompetnya di saku celana sebelah mana?? Ya saku belakang. Nah... karena dompetnya yang berisi kartu akses disimpan di saku belakang, jadi ajaib gitu adegannya... Pokoknya dia berusaha gak mengeluarkan dompet dari saku...
Ya am-pyuun... kira-kira berapa banyak ya mas-mas, om-om, bapak-bapak yang melakukan stunt seperti temanku itu?! Kebayang deh... kalo ada 500 orang bapak-bapak di gedung itu yang menyimpan dompetnya di saku belakang dan malas mengeluarkan dompetnya, dalam sehari berapa banyak "saku belakang" yang nempel di scanner kartu akses yang di dalam lift?? Uh-Oh... males banget gak sih...
Dalam hati: "hmm... karena loe adalah temen gue udah lama, udah seperti kakak gue sendiri.. jadi loe gue maapin..". Tapi geli juga sih...
Jadi pesan moral yang dapat diambil dari cerita ini adalah... kalo meletakkan scanner kartu akses, jangan dibikin sejajar dengan saku belakang ya... kalo tidak mau banyak "saku belakang" nempel di scanner tersebut...
Monday, February 18, 2008
Update On Kantor Baru
Pagi-pagi datang... jrengg... kursinya sudah ganti dengan yang baru. Modelnya cukup futuristis, sedikit mengingatkanku pada kursi yang suka dipake rapat oleh Captain Picard dan kawan-kawan...
Tampang sih boleh. Tapi... ketika kumencoba duduk... ternyata gak ergonomis!! Yaaahhh... lebih baik pakek kursi ijo katro dari kwarnas kemaren, lebih enak untuk diduduki. Yang baru ini agak terlalu tinggi, terus dudukannya itu terlalu sempit, jadi kalo kaki kita tergolong panjang, paha bagian bawah gak ter-support dengan baik, akibatnya... rasanya kayak mau melorot terus. Pegangan tangannya juga kurang panjang, padahal lengan bawahku kan juga panjang... Wah... payah nih...
Itu baru keluhan dari orang yang ukurannya serba panjang, itupun sebenernya aku gak panjang2 banget, masih banyak bapak-bapak yang lebih panjang2 lagi ukurannya dibandingkan aku... Belum lagi keluhan dari orang yang ukurannya LEBAR... nah kita tunggu saja kepindahan orang-orang lain ke gedung aneh ini... Lihat apa reaksi mereka...
Aku "inspeksi" lagi ke WC... hahaha... alasan mau inspeksi, padahal emang pengen ke toilet... ternyata pintunya sudah dikasih per, door stopper, apalah namanya itu, pokoknya sejenis engsel tambahan yang digunakan buat menahan supaya pintunya bisa menutup sendiri dengan anggun... Lumayan lah...
Tapi... aku coba hand dryer-nya... (kemaren-kemaren rely on tissue saja sih)... ternyata belum jalan... padahal sudah dicolok ke listrik.
Kalo soal bau... masih bau juga... kayaknya mesti detox setelah semua bau-bauan jijay ini menghilang. Tapi aku nemu satu tempat lagi yang gak bau (selain toilet, yang baunya "beda"): musholla... sayangnya lampunya belum dinyalain...
Hmm... mulai dingin lagi neh... aku mau cabs ke Starmart saja dulu ah... beli kueh2... heheheh...
Tampang sih boleh. Tapi... ketika kumencoba duduk... ternyata gak ergonomis!! Yaaahhh... lebih baik pakek kursi ijo katro dari kwarnas kemaren, lebih enak untuk diduduki. Yang baru ini agak terlalu tinggi, terus dudukannya itu terlalu sempit, jadi kalo kaki kita tergolong panjang, paha bagian bawah gak ter-support dengan baik, akibatnya... rasanya kayak mau melorot terus. Pegangan tangannya juga kurang panjang, padahal lengan bawahku kan juga panjang... Wah... payah nih...
Itu baru keluhan dari orang yang ukurannya serba panjang, itupun sebenernya aku gak panjang2 banget, masih banyak bapak-bapak yang lebih panjang2 lagi ukurannya dibandingkan aku... Belum lagi keluhan dari orang yang ukurannya LEBAR... nah kita tunggu saja kepindahan orang-orang lain ke gedung aneh ini... Lihat apa reaksi mereka...
Aku "inspeksi" lagi ke WC... hahaha... alasan mau inspeksi, padahal emang pengen ke toilet... ternyata pintunya sudah dikasih per, door stopper, apalah namanya itu, pokoknya sejenis engsel tambahan yang digunakan buat menahan supaya pintunya bisa menutup sendiri dengan anggun... Lumayan lah...
Tapi... aku coba hand dryer-nya... (kemaren-kemaren rely on tissue saja sih)... ternyata belum jalan... padahal sudah dicolok ke listrik.
Kalo soal bau... masih bau juga... kayaknya mesti detox setelah semua bau-bauan jijay ini menghilang. Tapi aku nemu satu tempat lagi yang gak bau (selain toilet, yang baunya "beda"): musholla... sayangnya lampunya belum dinyalain...
Hmm... mulai dingin lagi neh... aku mau cabs ke Starmart saja dulu ah... beli kueh2... heheheh...
Wisata Kuliner Bandung by Hayat
Perjalanan ke Bandung kemaren diawali dengan perjalanan dari Menara Standard Chartered ke Kartika Chandra yang melelahkan. Yup!! Gak salah tulis: Menara Standard Chartered atau Menara Satrio si gedung borju menuju ke Kartika Chandra. Secara geografis, kedua gedung tersebut berdekatan. Dari Menara Satrio, Hotel Kartika Chandra jelas terlihat. Tapi... ternyata secara lalu lintas, ceritanya lain lagi...
Untuk keluar dari seputaran Semanggi aja susah banget, macet... Tadinya mau lewat sebelahnya kompleks Sampoerna, tapi setelah 5 menit gak bergerak, pak supir taksinya putar arah lewat sebelah Plasa Semanggi. Sama macetnya sih, tapi yang ini lumayan bergerak. Meskipun sangat lambat... lepas dari Plasa Semanggi, pak supir taksi langsung tancap gas, dan tiba di Kartika Chandra, sekitar 3 menit sebelum travel ke Bandung berangkat.
Waduh... rada-rada pengen ke toilet pula... aku minta ijin sama mbak-mbak yang jualan tiket, sekalian nanya lokasi toilet. Ternyata toiletnya di lobi hotel Kartika Chandra. Kata mbak-mbaknya silakan aja ke toilet. Tas baju kutinggal di sebelah meja tiket, sedangkan tas laptop aku bawa ke toilet.
Ternyata... nyari toilet di lobi hotel gak gampang... gak ada petunjuknya sih... setelah muter dikit, ketemu deh... tapi... rupanya hanya ada 2 bilik di dalam toilet, dan 2-2nya terisi. Lama banget pula... huhuhuhu... aku sudah ngebayangin di luar sana pasti penumpang travel lainnya sudah menungguku...
Waktu akhirnya aku selesai dengan urusan di toilet, aku langsung lari ke xtrans, bener aja... di xtrans para petugasnya sibuk mencari ibu Agrita... huhuhu... maap ya bapak-bapak, ibu-ibu...
Travelnya berangkat... aku langsung tidur. Bluk!! Pokoknya 80% perjalanan kuhabiskan dengan tidur... paling terbangun sebentar di tempat-tempat penting, abis itu tidur lagi. Capek... abis ngejar waktu dari Satrio ke KC tadi... Di perjalanan kayaknya sempet ujan gede. Untungnya nyampe di Bandung udah tinggal rintik-rintik aja.
Sampe di Bumi Xtrans jam 6, aku langsung jalan ke Cipaganti, nyari Caheum-Ciroyom. Anginnya chilly... bbbwwwwrrr... harap maklum, habis hujan...
Nyampe rumah... sempet beli mie tektek yang mangkal di Jl. Cisitu Baru, terus sempet menerapkan remote desktop model baru... (remote desktop via SMS). Ngapain lagi ya? Pokoknya jam 10 kurang itu sudah tak kuasa melek untuk menunggu Hayat. Bluk... tidur aja... Tau-tau terbangun karena ada orang di dalam kamar. HAYAT!!!! Wualah... ternyata sudah sampai...
Sebelum tidur ngerumpi dulu... biasa deh... abis itu gak tauk jam berapa baru merem. Bangun-bangun udah jam 8 pagi. WUAAA... siang banggeeettt...
Dan pas kita baru selesai mandi (belum sempet melahap kupat tahu), Zu udah nyampe di BIP... ya udah deeh... akhirnya Zu dipandu untuk ke rumah dulu... hehehe... dan kita pun sarapan kupat tahu bertiga. Hmm... yummy... kupat tahunya udah kembali ke kualitas aslinya... Apakah harga kacang sudah turun?
Tujuan pertama hari ini adalah gang Tamim. Dulunya daerah jajahanku kalo pengen beli bahan jeans, malah pernah juga belanja bahan buat bikin stola (selendang panjang), beratnya 5kg... Naik angkot Cisitu-Tegal Lega dari deket rumah, nah terus berhenti deket Tamim. Jalan dikit.
Tapi... terakhir kali berkeliaran di tempat itu sekitar tahun 2001, aku sudah lupa toko-toko mana yang recommended. Akhirnya tanya sana-tanya sini, dapet juga toko yang jual bahan parasut: Sinar Abadi. Tokonya masuk ke cluster ruko gitu, terus gak ada papan nama-nya. Tokonya tuh menjual segala jenis parasut. Dari mulai yang lapis karet, yang tipis biasa, yang tebel, yang kedap air, yang tembus air, buat jaket, buat tas, buat training, sagala aya deh... harga pun beraneka ragam. Yang tebal ada lapisan karetnya itu (biasanya buat jas hujan) itu bisa 15000 per meter. Yang tipis bisa dapet 7000 per meter. Furing (kain pelapis) juga beraneka ragam. Ada yang saten, ada yang jaring-jaring.
Abis itu kami jalan kaki ke toko Dunia Baru. Hmm... ini berbeda dari Dunia Baru yang jualan buku-buku teks bajakan loh. Udah lokasinya lebih jauh, yang ini jualan pernak-pernik perlengkapan jahit. Abis itu jalan kaki lagi... melintas alun-alun, menuju hotel Savoy Hommann.
Di Savoy kami bergabung dengan Jati dan mbak Tiwi. Ya ampyun deh... di kamarnya Savoy itu... kamar mandinya eksibisionis... dindingnya kaca... jadi kalo lagi nongkrong, bisa keliatan dari tempat tidur... Kalo aku sih... misalkan di kamar sendirian pun, tetep aja rasanya... gimana gitu... tirainya mesti ditutup.
Dari Savoy, jalan kaki lagi... menyusuri Jl.Asia Afrika ke arah Simpang Lima... mencari yang jual gule dan sate kambing. Ternyata... ketemu tempat makannya di Simpang Lima, namanya H.M.Harris... Aku bukan penggemar gule kambing, tapi gule kambing yang ini rasanya enak. Gak berasa amis. Gak berasa prengus. Enak lah... dagingnya juga empuk... Sate kambingnya juga empuk. Yummy...
Selesai makan, kami naik taksi ke Parijs Van Java. 25000 bok!! Dengan tawar menawar... menurut aku sih... segitu murah banget. Kami kan berlima. Kalo naik angkot, gak bisa cuman 2 kali, mesti 3 kali. Artinya 1 orang bisa ngabisin 6000 rupiah, dikali 5, jadi 30rb kan kalo naik angkot? Belum plus ongkos jalan kakinya.
Di Parijs Van Java, ya standarlah... liat-liat baju, terus sempet nongkrong di Mocha Blend.. pas lagi asik nongkrong gitu, huuujjjjaaaannn!!! Padahal kami milih tempat duduk di luar... wahahahaha... ya sudahlah jadi Hot Choc with Rainy Topping... alias coklat panas campur air ujan. Sempet liat-liat Body Shop juga, beli EDT Cassis Rose yang udah dicari ke 3 Body Shop di Jakarta.
Abis itu, kita menuju ke resto Pawon Pitoe, di Jl.Talagabodas. Konon kabarnya ini resto istrinya Ariel Peterpan. Speciality-nya adalah Iga Bakar. Emang empuk banget Iga Bakar-nya... kemaren aku mesen Lidah Goreng Rempah... wah... ini juga yummy banget, bawang gorengnya itu loh... Arrrgghhh... kenikmatan duniawi lah... sayangnya tempatnya kecil, gak begitu banyak tempat duduknya.
Setelah kenyangs, kami pun pulangs. Sampe rumah gak butuh waktu lama, tiddduuurrr....
Paginya, sarapan kupat sayur dulu, abis itu ke batagor Kingsley. Sarapan #2 dan beli batagor pesenannya Sapi. Setelah itu pulang lagi, beres2 bentar, terus ke Bumi Xtrans. Pas nyampe Bumi Xtrans, pas ada travel jurusan Kartika Chandra bentar lagi mau berangkat. Buruan beli tiket, terus naik. Hmm... padahal tadinya mau beli Klaapertaart yang di sebrangnya Xtrans, pengen nyobain aja. Lebih enak atau nggak dibandingkan dengan Evietta.
Hmmm... kayaknya kebanyakan jajan ini... eheheheheh... sampe gembul gini.
Untuk keluar dari seputaran Semanggi aja susah banget, macet... Tadinya mau lewat sebelahnya kompleks Sampoerna, tapi setelah 5 menit gak bergerak, pak supir taksinya putar arah lewat sebelah Plasa Semanggi. Sama macetnya sih, tapi yang ini lumayan bergerak. Meskipun sangat lambat... lepas dari Plasa Semanggi, pak supir taksi langsung tancap gas, dan tiba di Kartika Chandra, sekitar 3 menit sebelum travel ke Bandung berangkat.
Waduh... rada-rada pengen ke toilet pula... aku minta ijin sama mbak-mbak yang jualan tiket, sekalian nanya lokasi toilet. Ternyata toiletnya di lobi hotel Kartika Chandra. Kata mbak-mbaknya silakan aja ke toilet. Tas baju kutinggal di sebelah meja tiket, sedangkan tas laptop aku bawa ke toilet.
Ternyata... nyari toilet di lobi hotel gak gampang... gak ada petunjuknya sih... setelah muter dikit, ketemu deh... tapi... rupanya hanya ada 2 bilik di dalam toilet, dan 2-2nya terisi. Lama banget pula... huhuhuhu... aku sudah ngebayangin di luar sana pasti penumpang travel lainnya sudah menungguku...
Waktu akhirnya aku selesai dengan urusan di toilet, aku langsung lari ke xtrans, bener aja... di xtrans para petugasnya sibuk mencari ibu Agrita... huhuhu... maap ya bapak-bapak, ibu-ibu...
Travelnya berangkat... aku langsung tidur. Bluk!! Pokoknya 80% perjalanan kuhabiskan dengan tidur... paling terbangun sebentar di tempat-tempat penting, abis itu tidur lagi. Capek... abis ngejar waktu dari Satrio ke KC tadi... Di perjalanan kayaknya sempet ujan gede. Untungnya nyampe di Bandung udah tinggal rintik-rintik aja.
Sampe di Bumi Xtrans jam 6, aku langsung jalan ke Cipaganti, nyari Caheum-Ciroyom. Anginnya chilly... bbbwwwwrrr... harap maklum, habis hujan...
Nyampe rumah... sempet beli mie tektek yang mangkal di Jl. Cisitu Baru, terus sempet menerapkan remote desktop model baru... (remote desktop via SMS). Ngapain lagi ya? Pokoknya jam 10 kurang itu sudah tak kuasa melek untuk menunggu Hayat. Bluk... tidur aja... Tau-tau terbangun karena ada orang di dalam kamar. HAYAT!!!! Wualah... ternyata sudah sampai...
Sebelum tidur ngerumpi dulu... biasa deh... abis itu gak tauk jam berapa baru merem. Bangun-bangun udah jam 8 pagi. WUAAA... siang banggeeettt...
Dan pas kita baru selesai mandi (belum sempet melahap kupat tahu), Zu udah nyampe di BIP... ya udah deeh... akhirnya Zu dipandu untuk ke rumah dulu... hehehe... dan kita pun sarapan kupat tahu bertiga. Hmm... yummy... kupat tahunya udah kembali ke kualitas aslinya... Apakah harga kacang sudah turun?
Tujuan pertama hari ini adalah gang Tamim. Dulunya daerah jajahanku kalo pengen beli bahan jeans, malah pernah juga belanja bahan buat bikin stola (selendang panjang), beratnya 5kg... Naik angkot Cisitu-Tegal Lega dari deket rumah, nah terus berhenti deket Tamim. Jalan dikit.
Tapi... terakhir kali berkeliaran di tempat itu sekitar tahun 2001, aku sudah lupa toko-toko mana yang recommended. Akhirnya tanya sana-tanya sini, dapet juga toko yang jual bahan parasut: Sinar Abadi. Tokonya masuk ke cluster ruko gitu, terus gak ada papan nama-nya. Tokonya tuh menjual segala jenis parasut. Dari mulai yang lapis karet, yang tipis biasa, yang tebel, yang kedap air, yang tembus air, buat jaket, buat tas, buat training, sagala aya deh... harga pun beraneka ragam. Yang tebal ada lapisan karetnya itu (biasanya buat jas hujan) itu bisa 15000 per meter. Yang tipis bisa dapet 7000 per meter. Furing (kain pelapis) juga beraneka ragam. Ada yang saten, ada yang jaring-jaring.
Abis itu kami jalan kaki ke toko Dunia Baru. Hmm... ini berbeda dari Dunia Baru yang jualan buku-buku teks bajakan loh. Udah lokasinya lebih jauh, yang ini jualan pernak-pernik perlengkapan jahit. Abis itu jalan kaki lagi... melintas alun-alun, menuju hotel Savoy Hommann.
Di Savoy kami bergabung dengan Jati dan mbak Tiwi. Ya ampyun deh... di kamarnya Savoy itu... kamar mandinya eksibisionis... dindingnya kaca... jadi kalo lagi nongkrong, bisa keliatan dari tempat tidur... Kalo aku sih... misalkan di kamar sendirian pun, tetep aja rasanya... gimana gitu... tirainya mesti ditutup.
Dari Savoy, jalan kaki lagi... menyusuri Jl.Asia Afrika ke arah Simpang Lima... mencari yang jual gule dan sate kambing. Ternyata... ketemu tempat makannya di Simpang Lima, namanya H.M.Harris... Aku bukan penggemar gule kambing, tapi gule kambing yang ini rasanya enak. Gak berasa amis. Gak berasa prengus. Enak lah... dagingnya juga empuk... Sate kambingnya juga empuk. Yummy...
Selesai makan, kami naik taksi ke Parijs Van Java. 25000 bok!! Dengan tawar menawar... menurut aku sih... segitu murah banget. Kami kan berlima. Kalo naik angkot, gak bisa cuman 2 kali, mesti 3 kali. Artinya 1 orang bisa ngabisin 6000 rupiah, dikali 5, jadi 30rb kan kalo naik angkot? Belum plus ongkos jalan kakinya.
Di Parijs Van Java, ya standarlah... liat-liat baju, terus sempet nongkrong di Mocha Blend.. pas lagi asik nongkrong gitu, huuujjjjaaaannn!!! Padahal kami milih tempat duduk di luar... wahahahaha... ya sudahlah jadi Hot Choc with Rainy Topping... alias coklat panas campur air ujan. Sempet liat-liat Body Shop juga, beli EDT Cassis Rose yang udah dicari ke 3 Body Shop di Jakarta.
Abis itu, kita menuju ke resto Pawon Pitoe, di Jl.Talagabodas. Konon kabarnya ini resto istrinya Ariel Peterpan. Speciality-nya adalah Iga Bakar. Emang empuk banget Iga Bakar-nya... kemaren aku mesen Lidah Goreng Rempah... wah... ini juga yummy banget, bawang gorengnya itu loh... Arrrgghhh... kenikmatan duniawi lah... sayangnya tempatnya kecil, gak begitu banyak tempat duduknya.
Setelah kenyangs, kami pun pulangs. Sampe rumah gak butuh waktu lama, tiddduuurrr....
Paginya, sarapan kupat sayur dulu, abis itu ke batagor Kingsley. Sarapan #2 dan beli batagor pesenannya Sapi. Setelah itu pulang lagi, beres2 bentar, terus ke Bumi Xtrans. Pas nyampe Bumi Xtrans, pas ada travel jurusan Kartika Chandra bentar lagi mau berangkat. Buruan beli tiket, terus naik. Hmm... padahal tadinya mau beli Klaapertaart yang di sebrangnya Xtrans, pengen nyobain aja. Lebih enak atau nggak dibandingkan dengan Evietta.
Hmmm... kayaknya kebanyakan jajan ini... eheheheheh... sampe gembul gini.
Friday, February 15, 2008
Pekerja Bandel
Seminggu ini, entah berapa kali aku "melanggar" peraturan perusahaan. Heheheh... Sudah 2 kali pulang kantor lebih cepat, yang pertama karena pengen jalan-jalan ke Mal Ambasador dan masih belum merasa homy di kavlingku yang baru... yang kedua karena kedinginan, ngantuk, diare...
Kemarin sore aku nekat masuk ke toilet pria... (dengan pintu depan toilet dijaga oleh Intel tentunya wakakakakak...), salah siapa... kenapa baru jam 3 toilet perempuan sudah dikunci, memangnya ini kampus ITB... karena diperlakukan seperti waktu di kampus ITB, maka aku pun berperilaku seperti masih di kampus (menyerobot toilet pria itu contohnya...).
Hari ini, aku datang dengan pakaian yang inappropriate kalo menurut standar kantor-kantor Pertamina, tapi biasa saja kalo buat perusahaan lain apalagi di hari Jumat: celana jeans. Tapi aku masih sedikit sopan... blusnya aku pakai batik. Kalau di kantor milik Pertamina (bukan yang nyewa), bisa diusir satpam.
Ndak kurang dari itu, begitu turun dari mobil, aku langsung menuju Starmart di parkiran bawah. Beli pastry isi Ayam Jamur dan susu kedelai Mony. Dan... aku pun makan pastry yang mudah berceceran remah-remahnya itu di dalam kavlingku... enak loh... hehehe... padahal konon kabarnya, di kantor baru ini bakalan gak boleh makan dan minum di meja kerja, kalo mau makan ya di Common Room atau Pantry.
Ya gitu deh... kalo buat aku, ini semacam bentuk protes kecil karena ditelantarkan di gedung baru. Tepatnya bukan ditelantarkan, kalo istilahnya si Iqbal yang juga ikut pindah duluan: kita ditugaskan untuk membersihkan udara di gedung baru ini, makanya disuruh pindah duluan.
Sekarang jam 8:16 waktu Indonesia Bagian Laptop Dell-Takodel-Kodel, room temperature saat ini adalah 23 derajat Celcius. Kira-kira jam berapa ya bakal mencapai 19 derajat Celcius dan mulailah kami jadi artis sinetron Winter Satrio...
Kemarin sore aku nekat masuk ke toilet pria... (dengan pintu depan toilet dijaga oleh Intel tentunya wakakakakak...), salah siapa... kenapa baru jam 3 toilet perempuan sudah dikunci, memangnya ini kampus ITB... karena diperlakukan seperti waktu di kampus ITB, maka aku pun berperilaku seperti masih di kampus (menyerobot toilet pria itu contohnya...).
Hari ini, aku datang dengan pakaian yang inappropriate kalo menurut standar kantor-kantor Pertamina, tapi biasa saja kalo buat perusahaan lain apalagi di hari Jumat: celana jeans. Tapi aku masih sedikit sopan... blusnya aku pakai batik. Kalau di kantor milik Pertamina (bukan yang nyewa), bisa diusir satpam.
Ndak kurang dari itu, begitu turun dari mobil, aku langsung menuju Starmart di parkiran bawah. Beli pastry isi Ayam Jamur dan susu kedelai Mony. Dan... aku pun makan pastry yang mudah berceceran remah-remahnya itu di dalam kavlingku... enak loh... hehehe... padahal konon kabarnya, di kantor baru ini bakalan gak boleh makan dan minum di meja kerja, kalo mau makan ya di Common Room atau Pantry.
Ya gitu deh... kalo buat aku, ini semacam bentuk protes kecil karena ditelantarkan di gedung baru. Tepatnya bukan ditelantarkan, kalo istilahnya si Iqbal yang juga ikut pindah duluan: kita ditugaskan untuk membersihkan udara di gedung baru ini, makanya disuruh pindah duluan.
Sekarang jam 8:16 waktu Indonesia Bagian Laptop Dell-Takodel-Kodel, room temperature saat ini adalah 23 derajat Celcius. Kira-kira jam berapa ya bakal mencapai 19 derajat Celcius dan mulailah kami jadi artis sinetron Winter Satrio...
Tuesday, February 12, 2008
Aku dan Kantor Baruku
Baru aja pindahan kantor. Ke sebuah gedung matre di kawasan perkantoran elit Jakarta.
Sebagian besar pekerja masih tertinggal di Kwarnas, di lantaiku ini saja baru ada 9 orang, yang 8 orang laki-laki, jadi sementara ini aku jadi penguasa toilet perempuan. Hahaha...
Hari pertama mengantor (Senin kemaren), aku langsung kabur ke Kwarnas lagi, karena waktu aku datang AC gak menyala dan bau lem masih menyengat, baru lima menit berdiri-berdiri di kavling baruku, mata mulai berair.
Siangnya balik lagi ke kantor baru, AC sudah nyala, bau masih tercium, tapi sudah gak terlalu menyengat. Aku mulai beberes barang2 dari Kwarnas, bikin daftar barang yang harus dibeli/dibawa dari rumah.
Posisiku lumayan cozy karena mojok, di samping jendela yang menghadap langsung ke Timur, kalau hari cerah, bisa ngeliat gunung-gunung dari jauh, tapi letaknya tepat di sebelah ruangan pak manajer (plis deh).
Nah, pak manajer belum pindah kemari, jadi ruangannya kami pakai dulu buat main kafe-kafean... karena di tengahnya ada meja tamu/rapat yang bentuk kursinya persis seperti di cafe... viewnya juga lumayan bagus buat jadi kafe, buat candle light dinner juga bagus kayaknya (wakakakakakak... candle light dinner sambil makan nasi bungkus, minumnya Aqua Gelas)
Sayangnya... Makanan di sekitar kantor, mahal (hiks...), dah gitu mending kalo "mahal dan enak". Ini mah "mahal dan biasa aja". Rugi...
Hari pertama kemaren, aku cuman sempet ngebongkar 1 dus, mengelompokkan dokumen berdasarkan jenisnya (dokumen tender, sertifikat kursus, diktat kursus, textbook, dokumen software project, dst). Terus aku cabut lebih awal dari kantor... abis bau sih... gak separah waktu pagi, tapi bau anyway... dan kemaren itu, aku merasa baunya menempel pula di bajuku...
Akhirnya malah jalan-jalan di mall Ambasador. Heheheh... nyari ganjel buku, kaleng alat tulis. Pengennya bikin kavling yang homy... ntar rencana bikin boneka origami raksasa juga sih... buat ditempel di kolom... tapi kemaren belum nemu karton2 yang warnanya cocok nih.
Hmm... mari kita lihat saja... bagaimana hari-hari selanjutnya...
Sebagian besar pekerja masih tertinggal di Kwarnas, di lantaiku ini saja baru ada 9 orang, yang 8 orang laki-laki, jadi sementara ini aku jadi penguasa toilet perempuan. Hahaha...
Hari pertama mengantor (Senin kemaren), aku langsung kabur ke Kwarnas lagi, karena waktu aku datang AC gak menyala dan bau lem masih menyengat, baru lima menit berdiri-berdiri di kavling baruku, mata mulai berair.
Siangnya balik lagi ke kantor baru, AC sudah nyala, bau masih tercium, tapi sudah gak terlalu menyengat. Aku mulai beberes barang2 dari Kwarnas, bikin daftar barang yang harus dibeli/dibawa dari rumah.
Posisiku lumayan cozy karena mojok, di samping jendela yang menghadap langsung ke Timur, kalau hari cerah, bisa ngeliat gunung-gunung dari jauh, tapi letaknya tepat di sebelah ruangan pak manajer (plis deh).
Nah, pak manajer belum pindah kemari, jadi ruangannya kami pakai dulu buat main kafe-kafean... karena di tengahnya ada meja tamu/rapat yang bentuk kursinya persis seperti di cafe... viewnya juga lumayan bagus buat jadi kafe, buat candle light dinner juga bagus kayaknya (wakakakakakak... candle light dinner sambil makan nasi bungkus, minumnya Aqua Gelas)
Sayangnya... Makanan di sekitar kantor, mahal (hiks...), dah gitu mending kalo "mahal dan enak". Ini mah "mahal dan biasa aja". Rugi...
Hari pertama kemaren, aku cuman sempet ngebongkar 1 dus, mengelompokkan dokumen berdasarkan jenisnya (dokumen tender, sertifikat kursus, diktat kursus, textbook, dokumen software project, dst). Terus aku cabut lebih awal dari kantor... abis bau sih... gak separah waktu pagi, tapi bau anyway... dan kemaren itu, aku merasa baunya menempel pula di bajuku...
Akhirnya malah jalan-jalan di mall Ambasador. Heheheh... nyari ganjel buku, kaleng alat tulis. Pengennya bikin kavling yang homy... ntar rencana bikin boneka origami raksasa juga sih... buat ditempel di kolom... tapi kemaren belum nemu karton2 yang warnanya cocok nih.
Hmm... mari kita lihat saja... bagaimana hari-hari selanjutnya...
Subscribe to:
Posts (Atom)