Thursday, May 11, 2006

Kartini...

Tulisan ini aku bikin waktu hari Kartini. Tapi baru sempat di-posting sekarang. Meskipun telat banget: selamat hari Kartini ya… untuk semua perempuan di Indonesia…

Hari Kartini dan Saxophone
Masih juga tentang saxophone, tapi ada hubungannya dengan hari Kartini. Aku teringat pembicaraan dengan seorang teman, kurang lebih setahun yang lalu. Kira-kira begini pembicaraannya:
[Aku bertanya-tanya tentang sax, sampe akhirnya temenku itu nanya, siapa yang mau belajar sax]
Gita: Gue.
Temanku: Loh, saxophone kan alat musik buat cowok...
Gita: Ah, masa’ sih... Enggak kok...
Temanku: Kenapa loe gak belajar yang lain aja, biola, flute, gitar.
Gita: Gak mau... gak suka flute, kalo gitar udah pernah nyoba.
Temanku: Gue rasanya belum pernah denger saxophonist yang cewek deh...
Gita: ngg... ada gak yaa...
[Pembicaraan terputus sejenak, karena aku ngerjain hal lain, kemudian aku terpikir suatu nama]
Gita: Eh... gue tauk cewek yang bisa maen saxophone: Lisa Simpson!!:-D

Buat temanku yang-gak-disebutkan-namanya (kalo loe ingat pembicaraan tersebut di atas): sekarang gue sudah menemukan saxophonist cewek, orang beneran, bukan tokoh fiktif, orang Indonesia pula: Gadiz V. Nah, ternyata sax itu bukan konsumsi pria semata kan...

Hari Kartini dan [Maaf...] Toilet
Dari sekian banyak persamaan hak yang berhasil diraih oleh kaum perempuan. Salah satu hal yang kadang masih mengalami diskriminasi adalah: Toilet. Waktu aku masih di ITB, sering banget aku menemukan bahwa ketika hari sudah sore/malam, toilet perempuan sudah dikunci. Yang aku ingat, toilet perempuan yang paling sering dikunci adalah yang di lantai 1 Labtek-nya Elektro (VII) dan Farmasi (VIII). Wah, mentang-mentang kampus isinya mayoritas laki-laki, masa’ kita para perempuan gak dikasih hak untuk ke toilet malam-malam... hiks...

Kalo sudah terlalu malas untuk turun ke lantai basement labtek-labtek itu (biasanya di basement gak dikunci) atau pergi ke labteknya IF (menyediakan toilet 24 jam!) yang jauhnya bukan maen dari Sekre PSM, dan kebetulan lagi jalan bareng teman laki-laki, sekali waktu... kita-kita menjajah toilet pria juga sih... hehehe... Biasanya teman kita yang pria diminta untuk jaga pintu masuk, supaya tidak ada pria lain yang masuk ke toilet yang sedang dijajah itu.

Aku pikir... setelah keluar dari ITB, aku tidak akan menemui kejadian semacam itu lagi. Tapi ternyata aku salah... Minggu lalu, waktu pulang kantor, aku buru-buru lari mengejar lift, jadi gak sempat lagi untuk mampir ke toilet. Semula aku berniat untuk pergi ke toilet di lantai Ground saja. Eh... ternyata baru juga jam 4, toilet perempuannya sudah dikunci!! Semula aku cuek-cuek aja, langsung pulang, gak jadi ke toilet... ternyata... sampe di Kuningan... walah... gak tahan lagi... karena tadi siang minum lumayan banyak. Jalan Kuningan yang sebenernya lagi gak macet itu jadi kerasa macet banget. Barulah aku merasakan pentingnya persamaan hak untuk pergi ke toilet. Andaikan toilet di lantai Ground tadi gak dikunci, kan jadi gak perlu mampir Hero Mampang. Hayo... siapa bilang udah bebas diskriminasi...?!

4 comments:

Bie said...

Gila.. gara2 baca di sini kalo elo lagi belajar Saxophone, gue semalem mimpi beli sax di tukang loak terus belajar niup2.

Dan di mimpi itu gue punya headless man (sebenernya headful sih, tapi lupa siapa) yang maen alat tiup juga.

Credo said...

Huehehe.. masih dendam sama toilet kampus ya :D Memang Toilet IF itu user friendly, sayang jauh dr sekre.

Btw, toilet cowok di EL itu kan open 24 hours bukan krn menyediakan fasilitas khusus cowok, tapi karena pintunya dah rusak.. Hwahahaha.

Spedaman said...

wah diskriminasi bgt yah?? untungnya dikantorku ga kyk gitu walaupun di lantai 4 cuma ada 4 org perempuan:P

Anonymous said...

Great site loved it alot, will come back and visit again.
»