A dream is a wish your heart makes. When you're fast asleep. In dreams you will loose your heartache. Whatever you wish for you keep. Have faith in your dreams and someday. Your rainbow will come smiling through. No matter how your heart is grieving. If you keep on believing. The dream that you wish will come true.
A dream is a wish your heart makes. When you're feeling small. Alone in the night you whisper. Thinking no-one can hear you at all. You wake with the morning sunlight. To find fortune that is smiling on you. Don't let your heart be filled with sorrow. For all you know tomorrow. The dream that you wish will come true
Yang barusan adalah A Dream Is a Wish Your Heart Makes, dari soundtrack-nya Cinderella. Dibuat pada tahun jebot banget, tahun 1948. Lagu itu adalah salah satu dari 2 lagu favoritku dari album The Disney Storybook-nya Jim Brickman. Lucunya… 2 lagu itu (yang satu adalah Cruella De Vil) termasuk yang un-Brickman-like alias gak kedengeran ciri-ciri Jim Brickman-nya.
Aku bukan fans berat Jim Brickman, tapi Brickman ikut berandil dalam memperkenalkan aku kembali pada musik piano instrumental, dan juga memperkenalkan pada genre New Age. Aneh memang… aku sempat les piano selama bertahun-tahun, tapi nggak senang mendengarkan musik piano instrumental. Mau tahu sebabnya? Gara-gara… Richard Clayderman!!
Entah kenapa ya… kalo mendengarkan Richard Clayderman tuh jadi kehilangan semangat. Semua lagu yang dia mainkan jadi terdengar sama… apalagi kalo sudah percussion-nya masuk… uwaahh… lagu yang tadinya bagus jadi membosankan.
Contohnya adalah 18th Variation on Paganini-nya Rachmaninoff, lagu itu kan kesannya agung banget, ketika dimainkan oleh Clayderman, depannya sih bagus, begitu masuk percussion-nya… wuah… bubar deh keagungannya. Lebih menyenangkan yang dimainkan oleh Maxim, gak kehilangan keagungannya.
Padahal, waktu masih kelas 4 SD atau sekitar-sekitar situ deh… lagu non klasik pertama yang bisa aku mainkan adalah Ballade Pour Adeline, salah satu lagu andalannya si Clayderman… hehehehe… tapi entah mulai kapan, mungkin sejak SMA, “efek tidak semangat” dari Clayderman mulai terasa, sejak saat itu aku tidak mengkonsumsi lagi lagu-lagu Clayderman…begitu juga produk-produk piano instrumental lainnya, aku gak pernah menaruh perhatian kepada mereka… Kalo di rumah atau di mobil ada yang memutar lagu piano instrumental (terutama Clayderman), biasanya aku terus tidur… hihihi… ini namanya pianis yang tak tahu terima kasih.
Nah, bertahun-tahun kemudian… ternyata ada temanku yang selera musiknya beririsan denganku (kayak diagram Venn aja)… Kita seneng something jazzy, bedanya kalo aku lebih ke standard jazz (alias lagu café)… temenku ini lebih ke light jazz. Salah satu musisi favoritnya adalah Jim Brickman (eh padahal Brickman bukan jazz ya?).
Karena terus dibombardir sama komentar-komentar bagus tentang Jim Brickman, akhirnya ikutan dengerin juga. Bahkan sempet ngicip beberapa lagu untuk kumainkan sendiri, seperti Frere Jacques dan Twinkle Twinkle Little Star ala Brickman, juga Valentine. Oke deh, yang ini beda, gak bikin hilang semangat. Terus akhirnya aku juga kenalan sama lagu-lagunya David Lanz, Suzanne Ciani, George Winston, pianis yang mewakili genre New Age.
Lagu-lagu piano New Age itu menimbulkan efek relaxed. Kalo lagi capek, ribet, dll, terus dengerin lagu-lagunya mereka… hasilnya jadi tenang, santai, damai. Lagu-lagu kayak gitu yang diperlukan oleh masyarakat perkotaan yang hidupnya tiap hari dipenuhi dengan hingar-bingar. Lumayan untuk mengurangi stress.
Dalam perjalanan tahun baru kemaren, aku menemukan album The Disney Storybook. Albumnya Jim Brickman yang berisi soundtrack film-film Disney.
Wah, menyenangkan sekali… mendengarkan lagu Disney itu… seperti kembali ke jaman kecil. Di Namarina, ada satu kaset yang isinya lagu-lagu Disney sering digunakan untuk musik pengiring latihan balet. Selain itu… mendengarkan lagu Disney juga seperti kembali ke Gedung Bengkok ITB (yang sekarang tinggal kenangan) dengan piano Steinmeyer-nya dan “konser” dadakan bersama anak-anak PSM.
Terus… bagaimana hasilnya jika Disney di-Brickmanize? Beberapa lagu terdengar Brickman banget, tanpa meninggalkan nuansa lagu aslinya tentu saja, kayak Mary Poppins Medley, Someday My Prince Will Come, dan 1 nomor favoritku sejak dulu: When You Wish Upon a Star.
Tapi ada juga yang gak terdengar seperti Brickman, misalnya When I See an Elephant Fly, Cruella, I’m Amazed, dan A Dream is A Wish. Lagu yang menurut aku paling “enggak banget” termasuk dalam golongan yang un-Brickman-like (I’m Amazed), begitu juga yang paling aku senangi (Cruella dan A Dream).
Cruella itu café banget, duh suara contrabass dan trumpet-nya itu loh, membuatnya jadi terdengar romantis banget (padahal lagu aslinya kan gak romantis, wong nyeritain kebejatannya Cruella), sedangkan A Dream lebih ke arah R&B, terutama di tengah-tengahnya…
Kembali ke hubungan New Age dengan kehidupan perkotaan tadi… Pulang dari perjalanan tahun baru, aku kembali lembur untuk naikin data SAP. Termasuk seminggu yang dipenuhi dengan “jetlag” setiap hari, karena aktivitas banyak dan jadwal tidur kacau. Suatu malam, di Aston Atrium, sebelum tidur aku nyalakan The Disney Storybook itu di laptop. Rupanya sebelum albumnya habis, sudah keburu tidur, si Dell-Takodel-Kodel (laptop) bahkan nyala terus sampe kehabisan batre. Dan hoooreeeee…. Malam itu tidurnya jadi enak banget, sampe bangun kesiangan… (kemaren2 selalu berniat bangun kesiangan, tapi prakteknya… jam 6 otomatis melek). Kira-kira emang si musik ini bukan ya yang menyebabkan tidur enak? Entahlah… tapi asumsiku: iya.
Jadi terima kasih untuk Brickman (oke lah, juga untuk pakar Jim Brickman) yang telah membawaku kembali ke piano instrumental (dan new age). Terus sekarang… bagaimana dengan nasib musiknya Clayderman? Wah, sayangnya tetep aja gak seneng…. Hehehe…