Semalam aku bermimpi… setting-nya bener, tapi waktunya gak bener, terus ada tokoh nyasar masuk situ…
Jadi… aku tiba-tiba ada di Sabuga – Sasana Budaya Ganesha. Auditórium-nya ITB yang segede gambreng itu, jaman kuliah dulu langganan masuk situ minimal setahun 3 kali, buat nyanyi di wisudaan orang-orang. Di dalam mimpiku ini, aku juga mau nyanyi wisudaan, tapi waktunya itu sekarang-sekarang ini. Aku ikutan nyanyi karena menggantikan anak-anak PSM yang pada pergi ke Xiamen untuk Choir Olympics. Anak-anak PSM yang tertinggal di Sabuga, aku gak kenal, hanya ada 1 wajah familiar dari PSM, kakak pianisku di PSM, tapi dia kan juga udah lama lulus… di mimpiku dia berperan sebagai sejenis Music Director. Terus ada satu lagi wajah familiar, tapi gak logis, karena dia teman kantorku, dan sama sekali bukan teman kuliah, juga bukan tukang nyanyi, aku heran kenapa dia bisa muncul di Sabuga. Tapi namanya juga mimpi… Meskipun aneh, tapi aku merasa temanku itu memang ada di tempat dan waktu yang seharusnya.
Nah, ternyata… PSM bukan hanya kekurangan penyanyi, mereka juga gak ada dirigen. Semua dirigen pergi ke Xiamen. Terus grand piano yang dikeluarkan juga jelek banget, kalo gak salah itu piano Aula Barat yang warna coklat tapi dalam keadaan rusak berat. Aku bersikeras bahwa Sabuga punya piano bagus. Terus aku nyari ke backstage, ternyata menemukan grand piano hitam Sabuga yang seharusnya. Karena anak-anak PSM yang tersisa sudah duduk manis di panggung, jadi ga ada yang bantu nuker piano, akhirnya aku dorong-dorong dua piano itu sendiri. Ternyata enteng (ini juga gak logis, harusnya berat).
Setelah piano siap di tempatnya… aku siap duduk di kursi piano, dan siap menunggu isyarat MC untuk memainkan Mars ITB. Yang ini logis, mirip seperti ritual aslinya. Tapi… dirigen kan belum ada… terus dua orang temanku yang dalam dunia nyata tidak saling mengenal itu tiba-tiba muncul… temanku yang pianis (sebagai Music Director) menyuruh teman kantorku untuk jadi dirigen Mars ITB… tapi temanku panik dan gak biasa, jadi dia minta tukeran. Karena kasian sama temanku akhirnya aku jadi dirigen Mars ITB, terus temen kantorku yang main piano, herannya dia tauk bagaimana memainkan iringan piano Mars ITB (di kehidupan nyata temenku ini gak bisa main piano). Trus hal janggal lainnya: kenapa bukan temanku yang pianis aja yang main piano, padahal dia jago banget main piano… terus kenapa wisudaan mesti pake music director segala… seolah-olah wisudaan adalah konser paduan suara yang njlimet.
Nah waktu lagi tengah-tengah nyanyi Mars ITB itulah aku denger ada yang bunyi-bunyi asing, ternyata HP-ku alarmnya bunyi. Udah jam ½ 5 pagi… tidur bentar lagi ah… tapi gak seperti biasanya yang habis mimpi terus lupa, mimpi semalam masih aku ingat jalan ceritanya… Apa artinya ya? Apakah aku harus bantu anak-anak PSM? Apakah temen kantorku tiba-tiba pengen ikut PSM? (loh? Gak mungkin yaa…) Ataukah aku sekedar kangen aja sama ritual di PSM? Hmm… mimpi yang aneh…
No comments:
Post a Comment