2-3 tahun lalu, aku punya cita-cita untuk bisa main saxophone. Maka... kubelilah sebuah saxophone second, kuberi nama si Weril. Setelah mencoba bermain sekali... dua kali... tiga kali... ternyata saxophone itu berisik. Bunyinya kayak klakson kapal... kupikir selama ini para saxophonist itu bisa kedengeran sampe kemana-mana karena bantuan sound system sajah...
Ndak tau ya, mungkin juga jadi kedengeran "berisik" karena lagu yang bisa kumainkan masih sangat sederhana, itupun salah-salah, relatif ndak ada bentuknya dibandingkan kalo aku bermain piano.
Mungkin juga... kalo aku sudah agak jago, para tetangga dan juga sesama penghuni rumah akan menikmati permainanku, tapi pastinya... seperti halnya piano, untuk mencapai "agak jago" aku harus melewati tahapan "berisik" tadi... yang gak sebentar.
Jadi... gimana ya?
Tadinya setelah aku selesai ngerjain thesis, aku mau ambil les saxophone., meneruskan cita-citaku 2 tahun lalu, yang tertunda. Tapi... terus membayangkan suara saxophoneku memecah kedamaian yang telah tercipta di Buncit Indah. Hmm... apa mending les piano aja lagi ya?
Jadi mikir lagi... sebenernya kenapa aku pengen bisa main saxophone? 1) Pengen punya grup musik, dimana aku bukan sebagai pianisnya. 2) Kayaknya asik ajah... 3) Keliatannya keren kalo bisa main alat musik langka gitu (maksudnya langka tuh gak sejamak gitar atau piano).
Trus sekarang jadi mikir... keren gak kalo aku bisa main piano lebih baik dari sekarang? Hmm..?? Les piano: Latiannya gak berisik. Sejelek-jeleknya, masih kedengeran bentuknya... Tetangga gak protes. Penghuni rumah apalagi. Malah kadang protes kalo aku tiba-tiba berhenti main. Soal grup musik, kalo gak mau jadi pianis mungkin bisa jadi vokalis => ambil kursus vokal!!
Kursus vokal tuh paling enak kayaknya... udah gak perlu nenteng2 alat, terus latian bisa kapan aja dan dimana aja.
Sekarang 60% jual aja karena berisik, 40% masih mikir pengen les saxophone. Hahaha, aku punya waktu sampe thesisku selesai (AYYOOO!!!). Abis itu kita putuskan mau les, atau mau jual... Kalo gak jadi les, ya lebih baik dijual, daripada menuh2in, mending dia diopeni (dirawat) oleh orang yang memang menggunakannya...
Jam 20.40 dan aku sudah nganttuuukk... duh kenapa sih ini. Gimana mau gak gembul (yeah, aku gak 50kg lagi, terasa dari ukuran pinggul)... biar kata makan dikit, kalo jam segini dah mapan turu... sami mawon.
Pemusik Amatir. Dulunya Hobi Menari. Senang Jalan-jalan. Tukang Tidur. Trekkies. Dan Lain-Lain.
Monday, April 28, 2008
Sunday, April 27, 2008
Kata Mama-nya Forrest Gump...
"Life's like a box of chocolates. You never know what you're gonna get."
Kayaknya... mungkin quote itu gak berlaku buat aku. Karena... aku adalah orang yang menganggap bahwa SEMUA COKLAT ITU ENNAAAKK!!! Hahahaha... Jadi it doesn't matter what we're gonna get... 'cos all chocolates are yummy. Termasuk yang pakek liquor, pakek isi duren juga (tapi baunya gak tahan hihihi).
Hihi, lagi kumat nih chocolate maniak-nya... gak bisa berhenti makan dark choc-nya hershey... Takut gemuk? Enggak juga sih, karena porsi makan lainnya dikurangi. Tapi yang belum terbukti adalah apakah coklat menyebabkan jerawat / tidak...
Kayaknya... mungkin quote itu gak berlaku buat aku. Karena... aku adalah orang yang menganggap bahwa SEMUA COKLAT ITU ENNAAAKK!!! Hahahaha... Jadi it doesn't matter what we're gonna get... 'cos all chocolates are yummy. Termasuk yang pakek liquor, pakek isi duren juga (tapi baunya gak tahan hihihi).
Hihi, lagi kumat nih chocolate maniak-nya... gak bisa berhenti makan dark choc-nya hershey... Takut gemuk? Enggak juga sih, karena porsi makan lainnya dikurangi. Tapi yang belum terbukti adalah apakah coklat menyebabkan jerawat / tidak...
Saturday, April 26, 2008
Aku dan Celana Capri
Pelajaran hari ini adalah kalo kita mau sabar, kita akan mendapatkan yang enak. Banyak contoh yang terjadi padaku akhir-akhir ini.
Salah satu contoh adalah "terobosan" baru yang kuperkenalkan di kantor hari ini: celana capri.
Sebelumnya, tak terbayangkan olehku bahwa seorang Gita bisa pakek celana capri. Kenapa? Ya iyalah... betis tak dapat disembunyikan gitu loh... tapi menurut janjinya sang empunya merk, celana ini beda, bisa melangsingkan. Dan ternyata benar. Dipakai pun terasa nyaman. Terus dimana letak ke-sabar-annya? Yah, celana seri itu (bukan yang capri-nya), sudah lama aku pengen, tapi entah kenapa gak jadi, males, kemahalan, dst... tapi ternyata pas iseng, malah nemu ada diskon, pas nyoba... ternyata emang puas banget.
Saking senengnya aku sama celana itu, aku bertekad mau memakainya ke kantor, waktu hari Jumat yang berdress code Smart Casual. Kalo selama ini Casual itu didefinisikan sebagai jeans, sekarang aku mau bikin definisi sendiri. Untuk jadi Casual, bukan bahannya yang aku ganti, tapi panjangnya yang aku potong!!!
Jadilah tadi pagi aku datang dengan baju batik printing (ini bagian smartnya), sepatu (yang bisa formal bisa casual), dan celana capri warna khaki (ini bagian casualnya). Berbagai komentar berdatangan, untungnya tak ada yang dari boss...
Q: Kok bajunya gitu?
A: Ini baju Smart loh, Smart untuk melarikan diri dari banjir. Lagipula ini hari Jumat, kalo sholat Jumat wudhunya jadi gampang.
Q: Mbak, kok kasian sih... bisanya beli celananya cuman segitu panjang ya?
Q: Mau ke pantai ya?
A: Itu mau naik gunung (sambil nunjuk m Narma yang pakek celana cargo).
Tapi ada juga yang cukup mengejutkan, ketika mau pergi lunch dan ketemu ibu-ibu di lift.
Ibu2: Wah, boleh juga ya... saya juga mau pakek celana segitu aaahhh.... (sambil tersenyum sumringah)
Namun rupanya, celana capri gak cocok buat ngafe malam-malam: dingin!! Ada acara pembubaran panitia ITB Voices Nite. Jam 8.30 aja aku udah mulai 5 watt... terus mencoba makan ronde ketiga.... lumayan bangun lagi. tapi gak lama teler lagi, plus kedinginan gara-gara ber-capri... hahaha... akhirnya jam 10 cabski, pdhal belum nonton rekaman videonya.
Duh, sekarang... aku ngantuk. Badly need a good night sleep... Ayoh... Snoopy2, Srigala, dan Kuda... Get ready... to sleep.
Salah satu contoh adalah "terobosan" baru yang kuperkenalkan di kantor hari ini: celana capri.
Sebelumnya, tak terbayangkan olehku bahwa seorang Gita bisa pakek celana capri. Kenapa? Ya iyalah... betis tak dapat disembunyikan gitu loh... tapi menurut janjinya sang empunya merk, celana ini beda, bisa melangsingkan. Dan ternyata benar. Dipakai pun terasa nyaman. Terus dimana letak ke-sabar-annya? Yah, celana seri itu (bukan yang capri-nya), sudah lama aku pengen, tapi entah kenapa gak jadi, males, kemahalan, dst... tapi ternyata pas iseng, malah nemu ada diskon, pas nyoba... ternyata emang puas banget.
Saking senengnya aku sama celana itu, aku bertekad mau memakainya ke kantor, waktu hari Jumat yang berdress code Smart Casual. Kalo selama ini Casual itu didefinisikan sebagai jeans, sekarang aku mau bikin definisi sendiri. Untuk jadi Casual, bukan bahannya yang aku ganti, tapi panjangnya yang aku potong!!!
Jadilah tadi pagi aku datang dengan baju batik printing (ini bagian smartnya), sepatu (yang bisa formal bisa casual), dan celana capri warna khaki (ini bagian casualnya). Berbagai komentar berdatangan, untungnya tak ada yang dari boss...
Q: Kok bajunya gitu?
A: Ini baju Smart loh, Smart untuk melarikan diri dari banjir. Lagipula ini hari Jumat, kalo sholat Jumat wudhunya jadi gampang.
Q: Mbak, kok kasian sih... bisanya beli celananya cuman segitu panjang ya?
Q: Mau ke pantai ya?
A: Itu mau naik gunung (sambil nunjuk m Narma yang pakek celana cargo).
Tapi ada juga yang cukup mengejutkan, ketika mau pergi lunch dan ketemu ibu-ibu di lift.
Ibu2: Wah, boleh juga ya... saya juga mau pakek celana segitu aaahhh.... (sambil tersenyum sumringah)
Namun rupanya, celana capri gak cocok buat ngafe malam-malam: dingin!! Ada acara pembubaran panitia ITB Voices Nite. Jam 8.30 aja aku udah mulai 5 watt... terus mencoba makan ronde ketiga.... lumayan bangun lagi. tapi gak lama teler lagi, plus kedinginan gara-gara ber-capri... hahaha... akhirnya jam 10 cabski, pdhal belum nonton rekaman videonya.
Duh, sekarang... aku ngantuk. Badly need a good night sleep... Ayoh... Snoopy2, Srigala, dan Kuda... Get ready... to sleep.
Monday, April 21, 2008
Kartini?
Hari ini hari kartini, tadi pagi aku udah kepikir mau pakek kebaya putihku sih, cuman ndak punya kain batik warna biru tua, padahal kan sekarang hari Senin...
Sebenernya apa sih, hasil perjuangannya ibu Kartini? Apa yang di-celebrate oleh para wanita Indonesia dengan perayaan hari kartini?
Dulu aku pikir... yang namanya emansipasi itu adalah persamaan hak antara pria dan wanita. Tapi sekarang aku kurang setuju dengan kata "persamaan" itu, apalagi seringkali emansipasi diinterpretasikan secara naif.
Pria dan perempuan itu memang secara lahiriah diciptakan berbeda, sehingga pria dan perempuan punya fungsi dan peran yang berbeda. Jadi "persamaan" tadi kurang tepat untuk digunakan, lebih pas kalo menggunakan kata "kesetaraan". Setara... namun belum tentu sama. Setara... sesuai dengan porsinya masing-masing.
Ambil contoh dari sisi kekuatan fisik... Pria secara fisik jauh lebih kuat daripada perempuan kan? Nah, untuk pekerjaan2 yang membutuhkan kekuatan fisik, let's say, tukang batu, apa perempuan mau mengambil pekerjaan seperti itu? Bisa saja, mungkin, tapi tentu performanya tidak akan sebagus rekan-rekannya yang pria.
Dari sisi kesopanan dan kepantasan juga... Aku akan mengambil contoh pekerjaanku sekarang. Jadi Ahli IT Operation & Services... tukang setting PC, admin, merangkap tukang tarik kabel. Secara teoritis aku memang bisa mengerjakan tarik2 kabel di user, tapi begitu aku mulai mbrangkang2 di bawah meja untuk mengecheck kabel yang masuk ke CPU... biasanya usernya yang akan gak enak sendiri dan menawarkan bantuannya untuk ngecheck kabel.
Belum lagi perempuan punya siklus, yang mau gak mau mempengaruhi mood, dan itu akan sangat mengganggu untuk pekerjaan-pekerjaan seperti juru masak yang membutuhkan konsistensi.
Jadi... masih mau memperjuangkan persamaan hak dan kewajiban??
Semua ada perannya masing-masing, ada porsinya... Pada beberapa aspek, yang tidak memperhitungkan perbedaan atribut antara pria dan perempuan, persamaan hak dan kewajiban memang dapat diaplikasikan. Tapi selebihnya, mari kita pikirkan saja kesetaraan hak dan kewajiban, bagaimana perempuan dan pria bisa berbagi peran dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (PPKN sekali bukan?)
Ibu Kartini... perjuangannya memang telah membuat perempuan Indonesia jauh lebih enak sekarang, karena perempuan Indonesia sekarang punya PILIHAN, mau berperan sebagai apa. Mau jadi Ibu Rumah Tangga? Mau jadi wanita karier? Mau pilih dua-duanya juga bisa...
Jadi, aku ikut merayakan hari Kartini bukan karena ibu Kartini memperjuangkan persamaan hak, tapi lebih karena pilihan yang tersedia buat kita, perempuan Indonesia...
Soal PILIHAN yang hanya dimiliki perempuan dan tidak dimiliki pria itu, kudapatkan dari diskusi dengan seorang bapak-bapak, suatu malam tanggal 27 November 2007.
Sebenernya apa sih, hasil perjuangannya ibu Kartini? Apa yang di-celebrate oleh para wanita Indonesia dengan perayaan hari kartini?
Dulu aku pikir... yang namanya emansipasi itu adalah persamaan hak antara pria dan wanita. Tapi sekarang aku kurang setuju dengan kata "persamaan" itu, apalagi seringkali emansipasi diinterpretasikan secara naif.
Pria dan perempuan itu memang secara lahiriah diciptakan berbeda, sehingga pria dan perempuan punya fungsi dan peran yang berbeda. Jadi "persamaan" tadi kurang tepat untuk digunakan, lebih pas kalo menggunakan kata "kesetaraan". Setara... namun belum tentu sama. Setara... sesuai dengan porsinya masing-masing.
Ambil contoh dari sisi kekuatan fisik... Pria secara fisik jauh lebih kuat daripada perempuan kan? Nah, untuk pekerjaan2 yang membutuhkan kekuatan fisik, let's say, tukang batu, apa perempuan mau mengambil pekerjaan seperti itu? Bisa saja, mungkin, tapi tentu performanya tidak akan sebagus rekan-rekannya yang pria.
Dari sisi kesopanan dan kepantasan juga... Aku akan mengambil contoh pekerjaanku sekarang. Jadi Ahli IT Operation & Services... tukang setting PC, admin, merangkap tukang tarik kabel. Secara teoritis aku memang bisa mengerjakan tarik2 kabel di user, tapi begitu aku mulai mbrangkang2 di bawah meja untuk mengecheck kabel yang masuk ke CPU... biasanya usernya yang akan gak enak sendiri dan menawarkan bantuannya untuk ngecheck kabel.
Belum lagi perempuan punya siklus, yang mau gak mau mempengaruhi mood, dan itu akan sangat mengganggu untuk pekerjaan-pekerjaan seperti juru masak yang membutuhkan konsistensi.
Jadi... masih mau memperjuangkan persamaan hak dan kewajiban??
Semua ada perannya masing-masing, ada porsinya... Pada beberapa aspek, yang tidak memperhitungkan perbedaan atribut antara pria dan perempuan, persamaan hak dan kewajiban memang dapat diaplikasikan. Tapi selebihnya, mari kita pikirkan saja kesetaraan hak dan kewajiban, bagaimana perempuan dan pria bisa berbagi peran dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (PPKN sekali bukan?)
Ibu Kartini... perjuangannya memang telah membuat perempuan Indonesia jauh lebih enak sekarang, karena perempuan Indonesia sekarang punya PILIHAN, mau berperan sebagai apa. Mau jadi Ibu Rumah Tangga? Mau jadi wanita karier? Mau pilih dua-duanya juga bisa...
Jadi, aku ikut merayakan hari Kartini bukan karena ibu Kartini memperjuangkan persamaan hak, tapi lebih karena pilihan yang tersedia buat kita, perempuan Indonesia...
Soal PILIHAN yang hanya dimiliki perempuan dan tidak dimiliki pria itu, kudapatkan dari diskusi dengan seorang bapak-bapak, suatu malam tanggal 27 November 2007.
Sunday, April 20, 2008
Plaza Semanggi!!
Aku bukan shopper sejati... Kalo Window Shopping aku senang, tapi giliran beneran mencari sesuatu, kadang2 susaaaahhh banget nemuin yang pas (pas dari sisi model, pas ukuran, dan tentu saja... pas di dompet).
Tapi weekend ini... Plaza Semanggi, yang hanya sepelemparan batu dari kantorku, ternyata lagi menunjukkan kehandalannya sebagai shopping mall. (eh sebenernya Plangi sendiri memposisikan dirinya sebagai meeting place).
Hari Jum'at, aku dan Sari kabur lebih awal... meninggalkan nasi kuning kotakan selametan pindah gedung. Tujuan utamanya adalah membeli baju Sari untuk mengganti baju-bajunya yang mulai kegedean. Aku sambil melihat-lihat sepatu buat mengganti sepatu sandalku yang mulai sobek (dan unrepairable... bukan sobek yang bisa dijahit). Lagian sepatu sandal itu sebenernya kurang pantas dipakai ke kantor, namun secara cuman itu yang nyaman buat mondar-mandir...
Tetapi... manusia berencana... Tuhan yang menentukan... Di Plangi, akhirnya aku malah mendapatkan 2 potong celana The Executive... Yang Editor's Pants itu loh... itu kan tidak pernah diskon... Tapi karena pakek CC Mandiri, jadi kena diskon 25% (haha, lumanjreng). Udah lama si Irva mempromosikan celana itu, katanya enak, jatuhnya bagus di kaki... Ternyata emang enak, dan melangsingkan pula... aku langsung ngetest celana Capri-nya... apakah dia mampu menutupi betisku yang extraordinary inih... ternyata lumayan berhasil. :-))
Kembali ke kantor sambil nenteng kantong The Executive dan tersenyum-senyum senang... tapi pas udah deket kantor... nnnggg... hiii... ketauan ya bok? Kami abis belanja?? Ups... jangan membuat gerakan2 mencurigakan agar orang2 tidak tertarik untuk melihat ke arah kantong2 kami.... ;-)
Keesokan harinya (sabtu), sepulang dari naik sepeda di Bonbin... aku masih penasaran sama sepatu. Kuajak Irva untuk berburu sepatu... kriterianya: enak dipakek jalan, cukup pantas dipakek ke kantor, dan aku bisa tega untuk mencelupkannya ke becekan... Kami keliling PS, terus nyebrang ke SenCi.
Ternyata Senayan City itu lebih menyenangkan dibandingkan PS... Tapi teteup sih... sudah keluar masuk Sogo, Metro, Debenhams, Tracce, Marie Claire, Charles&Keith, bahkan aku masuk ke Gosh jugaa... ndak ada yang sesuai kriteria itu... kalopun ada melambung banget di atas budget... mayoritas gak memenuhi syarat nomor 3... bahan suede gitu? Emang tega nyemplungin masuk becyek-becyek?
Akhirnya... kami memutuskan untuk udahan... tapi mau mampir Plangi dulu ah... si Irva nyari ember. Sampe di Plangi, ternyata di deket tangga jalan lantai Ground ada diskonan Elle, Studio Nine, Levi's, pokoknya sepatu-sepatu gitu deh... Dan ada sepatu Studio Nine yang memenuhi syarat2 itu, model mirip donatello, harga setengahnya Donatello (karena diskon abis tadi). Padahal kalo Studio Nine sendiri, harga aslinya bisa hampir 2x Donatello. Dah gitu, aku nemu model yang oke, warna oke, dan ukuran pas, tinggal 1-1nya pula. Bungkus dan angkut deh!!
Tapi jadi lucu aja... sudah muter-muter PS dan SenCy sampe pegel, ternyata dapetnya di belakang kantor saja... Plaza Semanggi!!
Tapi weekend ini... Plaza Semanggi, yang hanya sepelemparan batu dari kantorku, ternyata lagi menunjukkan kehandalannya sebagai shopping mall. (eh sebenernya Plangi sendiri memposisikan dirinya sebagai meeting place).
Hari Jum'at, aku dan Sari kabur lebih awal... meninggalkan nasi kuning kotakan selametan pindah gedung. Tujuan utamanya adalah membeli baju Sari untuk mengganti baju-bajunya yang mulai kegedean. Aku sambil melihat-lihat sepatu buat mengganti sepatu sandalku yang mulai sobek (dan unrepairable... bukan sobek yang bisa dijahit). Lagian sepatu sandal itu sebenernya kurang pantas dipakai ke kantor, namun secara cuman itu yang nyaman buat mondar-mandir...
Tetapi... manusia berencana... Tuhan yang menentukan... Di Plangi, akhirnya aku malah mendapatkan 2 potong celana The Executive... Yang Editor's Pants itu loh... itu kan tidak pernah diskon... Tapi karena pakek CC Mandiri, jadi kena diskon 25% (haha, lumanjreng). Udah lama si Irva mempromosikan celana itu, katanya enak, jatuhnya bagus di kaki... Ternyata emang enak, dan melangsingkan pula... aku langsung ngetest celana Capri-nya... apakah dia mampu menutupi betisku yang extraordinary inih... ternyata lumayan berhasil. :-))
Kembali ke kantor sambil nenteng kantong The Executive dan tersenyum-senyum senang... tapi pas udah deket kantor... nnnggg... hiii... ketauan ya bok? Kami abis belanja?? Ups... jangan membuat gerakan2 mencurigakan agar orang2 tidak tertarik untuk melihat ke arah kantong2 kami.... ;-)
Keesokan harinya (sabtu), sepulang dari naik sepeda di Bonbin... aku masih penasaran sama sepatu. Kuajak Irva untuk berburu sepatu... kriterianya: enak dipakek jalan, cukup pantas dipakek ke kantor, dan aku bisa tega untuk mencelupkannya ke becekan... Kami keliling PS, terus nyebrang ke SenCi.
Ternyata Senayan City itu lebih menyenangkan dibandingkan PS... Tapi teteup sih... sudah keluar masuk Sogo, Metro, Debenhams, Tracce, Marie Claire, Charles&Keith, bahkan aku masuk ke Gosh jugaa... ndak ada yang sesuai kriteria itu... kalopun ada melambung banget di atas budget... mayoritas gak memenuhi syarat nomor 3... bahan suede gitu? Emang tega nyemplungin masuk becyek-becyek?
Akhirnya... kami memutuskan untuk udahan... tapi mau mampir Plangi dulu ah... si Irva nyari ember. Sampe di Plangi, ternyata di deket tangga jalan lantai Ground ada diskonan Elle, Studio Nine, Levi's, pokoknya sepatu-sepatu gitu deh... Dan ada sepatu Studio Nine yang memenuhi syarat2 itu, model mirip donatello, harga setengahnya Donatello (karena diskon abis tadi). Padahal kalo Studio Nine sendiri, harga aslinya bisa hampir 2x Donatello. Dah gitu, aku nemu model yang oke, warna oke, dan ukuran pas, tinggal 1-1nya pula. Bungkus dan angkut deh!!
Tapi jadi lucu aja... sudah muter-muter PS dan SenCy sampe pegel, ternyata dapetnya di belakang kantor saja... Plaza Semanggi!!
Friday, April 18, 2008
Dipermainkan Oleh Hujan
Tumben-tumbenan nih, lagi asik-asik internetan di rumah, terus gak terdengar suara gluduk di luar. Udah berapa hari ini kalo internetan sore-sore, baru connect beberapa saat, terus GLUDUK!! GLUDUK!! Yaaa... kok petir sih? Kalo semakin heboh, harus matiin internetnya, biar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, soale modemnya mahal bok... :-|
Tapi yaa... sejak pindah kantor ke gedung Satrio nan MatDut itu... udah beberapa kali aku dipermainkan oleh hujan. Yang pertama waktu masih jadi tim perintis alias pembersih udara organik di gedung Satrio. Sama teman sepaket senasib sepenanggunganku, pergi makan siang ke Plangi. Hari itu aku bergaun terusan batik, plus sandal tinggi kesayanganku (yang udah mulai cuil lapisan solnya). Maklum hari Jum'at.
Selesai lunch, mampir Gramed dulu, pakek acara mati lampu segala di Plangi. Gak lama... ditelpon dari kantor, katanya kantor mati lampu juga... wadduuuhh... artinya mesti cepet-cepet balik, takut UPS-nya keburu abis dayanya.
Sambil jalan cepat, kita balik menuju kantor. Baru keluar dari Plangi, rintik air mulai menetes. Waaaattttaaa.... aku gak bisa jalan lebih cepat dari itu tanpa resiko kesandung atau sepatuku rusak. Jadi kita cuman berdoa aja: "Jaann... jangan turun dulu jaannn... lima menit lagi yaa..."
Ternyata perjalanan Plangi-Satrio took time more than 5 minutes... apalagi dengan bersendal cantik... Sampai di gerbang belakang, hujan mulai menderas... NNOOOO.... untungnya kami berhasil menyelamatkan diri masuk lewat parkiran... huhuhu... cuman basah sedikit sajah...
Pernah juga sama temanku yang lain... main ke gedung tetangga: Sampoerna Strategic Square. Waktu keluar dari Satrio matahari bersinar cerah... Terus selesai urusan di Sampoerna, kami berencana lunch ke Plangi. Baru sampe di gerbang keluarnya kompleks Sampoerna, BREESSSS!!! Gak pake gerimis rintik-rintik dulu, hujan turun dengan derasnya...
Duh, mati gaya deh... gak ada tempat berteduh yang dekat, gak ada payung, gak bawa buku/kertas/jaket buat nutupin kepala, dah gitu kemejaku bahannya tipis... Mau lari smp Plangi... kayaknya jauh banget... Balik ke Sampoerna? Jauh juga... Pasti basah juga... Akhirnya naik Metro Mini 640. Yak sodara-sodara... dari Sampoerna ke Plangi naik Metro Mini... Untunglah rada macet, jadi memberikan waktu kepada hujan untuk sedikit mereda... jadi waktu turun di depan Plangi sudah tinggal rintik-rintik... dan aku pun gak perlu beli baju ganti.
Lain waktu lagi... jalan sore di Grand Indonesia. Mall besar, pegel, yang agak membosankan dan membingungkan. Setelah makan dan puter-puter, dan merasa pegel... kami memutuskan bahwa Plaza Indonesia jauh lebih menyenangkan daripada Grand Indonesia. Jadi... yuk nyebrang ke Plaza Indonesia. Waktu keluar dari lobi Grand Indonesia... jreenngg... hujan?!
Aku punya payung, temanku tidak. Tapi payungku kecil, dan pernah kucoba payungan berdua dengan orang yang lebih kecil dari temanku itu (lebih kecil, tapi cuman sedikit)... hasilnya malah basah gak karuan... Akhirnya temanku bilang dia mau payungan pakek tasnya, aku payungan saja sendiri. Dan kami pun melangkah menembus hujan... sambil aku mencari payungku di dalam tas. Hmmm... payungku tiba-tiba menghilang!! Giling... aku yakin banget payung itu ada dan kubawa... kemana diiaaa?? Aku gak berani merogoh lebih dalam ke kompartemen tas yang besar, karena laptopku ada di dalamnya, kalau kubuka lebih lebar, laptopku bisa kena hujan.
Okkeee deehh... aku gak nemu payungku, kita sudah di tengah jalan antara Plaza Indonesia dan Grand Indonesia. Di lobi samping Plaza Indonesia banyak orang berteduh. Haa... kami jadi keliatan aneh... menceburkan diri ke tengah hujan dengan baju kerja dan tas laptop. Akhirnya sampai juga di Plaza Indonesia. Rambutku semakin lepek aja. Langsung nyari toilet, buat merapikan dandanan... Di toilet, aku bongkar tasku... ternyata payungku ada, tapi memang di baaaawwwwaaahhh banget.
Nah... kejadian terkini adalah bersama teman se-almamater-ku yang kukenal terlambat 10 tahun, masih di seputaran Satrio juga... Makan siang ke Plangi lagi, karena sekalian ke toko buku. Dengan pedenya gak bawa payung. Selesai makan... waktu mau keluar dan balik ke kantor... ternyata hujan lebat. Waahh... kalo begini caranya, bisa telat balik ke kantor. Beli payung aja yuk??
So, kami putar langkah ke Giant. Dan beli payung panjang ukuran sedang. Waktu nyampe di luar... ternyata hujannya tinggal rintik-rintik. Kalo mau nekat, bisa aja diterjang... basah dikit aja. Tapi secara kita udah beli payung, jadi kami pun berpayung dari Plangi sampai dengan Satrio!!
I'm singing in the raaiiiiinnn....
Tapi yaa... sejak pindah kantor ke gedung Satrio nan MatDut itu... udah beberapa kali aku dipermainkan oleh hujan. Yang pertama waktu masih jadi tim perintis alias pembersih udara organik di gedung Satrio. Sama teman sepaket senasib sepenanggunganku, pergi makan siang ke Plangi. Hari itu aku bergaun terusan batik, plus sandal tinggi kesayanganku (yang udah mulai cuil lapisan solnya). Maklum hari Jum'at.
Selesai lunch, mampir Gramed dulu, pakek acara mati lampu segala di Plangi. Gak lama... ditelpon dari kantor, katanya kantor mati lampu juga... wadduuuhh... artinya mesti cepet-cepet balik, takut UPS-nya keburu abis dayanya.
Sambil jalan cepat, kita balik menuju kantor. Baru keluar dari Plangi, rintik air mulai menetes. Waaaattttaaa.... aku gak bisa jalan lebih cepat dari itu tanpa resiko kesandung atau sepatuku rusak. Jadi kita cuman berdoa aja: "Jaann... jangan turun dulu jaannn... lima menit lagi yaa..."
Ternyata perjalanan Plangi-Satrio took time more than 5 minutes... apalagi dengan bersendal cantik... Sampai di gerbang belakang, hujan mulai menderas... NNOOOO.... untungnya kami berhasil menyelamatkan diri masuk lewat parkiran... huhuhu... cuman basah sedikit sajah...
Pernah juga sama temanku yang lain... main ke gedung tetangga: Sampoerna Strategic Square. Waktu keluar dari Satrio matahari bersinar cerah... Terus selesai urusan di Sampoerna, kami berencana lunch ke Plangi. Baru sampe di gerbang keluarnya kompleks Sampoerna, BREESSSS!!! Gak pake gerimis rintik-rintik dulu, hujan turun dengan derasnya...
Duh, mati gaya deh... gak ada tempat berteduh yang dekat, gak ada payung, gak bawa buku/kertas/jaket buat nutupin kepala, dah gitu kemejaku bahannya tipis... Mau lari smp Plangi... kayaknya jauh banget... Balik ke Sampoerna? Jauh juga... Pasti basah juga... Akhirnya naik Metro Mini 640. Yak sodara-sodara... dari Sampoerna ke Plangi naik Metro Mini... Untunglah rada macet, jadi memberikan waktu kepada hujan untuk sedikit mereda... jadi waktu turun di depan Plangi sudah tinggal rintik-rintik... dan aku pun gak perlu beli baju ganti.
Lain waktu lagi... jalan sore di Grand Indonesia. Mall besar, pegel, yang agak membosankan dan membingungkan. Setelah makan dan puter-puter, dan merasa pegel... kami memutuskan bahwa Plaza Indonesia jauh lebih menyenangkan daripada Grand Indonesia. Jadi... yuk nyebrang ke Plaza Indonesia. Waktu keluar dari lobi Grand Indonesia... jreenngg... hujan?!
Aku punya payung, temanku tidak. Tapi payungku kecil, dan pernah kucoba payungan berdua dengan orang yang lebih kecil dari temanku itu (lebih kecil, tapi cuman sedikit)... hasilnya malah basah gak karuan... Akhirnya temanku bilang dia mau payungan pakek tasnya, aku payungan saja sendiri. Dan kami pun melangkah menembus hujan... sambil aku mencari payungku di dalam tas. Hmmm... payungku tiba-tiba menghilang!! Giling... aku yakin banget payung itu ada dan kubawa... kemana diiaaa?? Aku gak berani merogoh lebih dalam ke kompartemen tas yang besar, karena laptopku ada di dalamnya, kalau kubuka lebih lebar, laptopku bisa kena hujan.
Okkeee deehh... aku gak nemu payungku, kita sudah di tengah jalan antara Plaza Indonesia dan Grand Indonesia. Di lobi samping Plaza Indonesia banyak orang berteduh. Haa... kami jadi keliatan aneh... menceburkan diri ke tengah hujan dengan baju kerja dan tas laptop. Akhirnya sampai juga di Plaza Indonesia. Rambutku semakin lepek aja. Langsung nyari toilet, buat merapikan dandanan... Di toilet, aku bongkar tasku... ternyata payungku ada, tapi memang di baaaawwwwaaahhh banget.
Nah... kejadian terkini adalah bersama teman se-almamater-ku yang kukenal terlambat 10 tahun, masih di seputaran Satrio juga... Makan siang ke Plangi lagi, karena sekalian ke toko buku. Dengan pedenya gak bawa payung. Selesai makan... waktu mau keluar dan balik ke kantor... ternyata hujan lebat. Waahh... kalo begini caranya, bisa telat balik ke kantor. Beli payung aja yuk??
So, kami putar langkah ke Giant. Dan beli payung panjang ukuran sedang. Waktu nyampe di luar... ternyata hujannya tinggal rintik-rintik. Kalo mau nekat, bisa aja diterjang... basah dikit aja. Tapi secara kita udah beli payung, jadi kami pun berpayung dari Plangi sampai dengan Satrio!!
I'm singing in the raaiiiiinnn....
Sunday, April 13, 2008
Wednesday, April 09, 2008
Lagi Di Semarang
Lagi di lobi hotel Patra Jasa, internetan sambil dengerin live music. Kayaknya kok dinas kali ini tuh adaaa aajjjaaa yang nyeleneh. Padahal niatannya pengen senang-senang, menggemukkan diri setelah beberapa minggu terakhir ini kehilangan beberapa kilogram...
Dari mulai nyaris ketinggalan pesawat (dan emang ketinggalan sih, kalo gak reskedul jadwal terbang). Iiihh... stressnya itu loh waktu di taksi trus kena macet... Udah gitu sampe di Semarang, ternyata mesti ngantre jemputan dari hotel... Setelah sampe hotel, baru aja selesai mandi. JEBRET!! Mati lampu...
Dah gitu, besok paginya... WC kamarku bocorr.... Noooo...!!!! Padahal aku kan simpatisan Asosiasi Toilet Indonesia... Terus kebagian pembuka botol yang error... malem berikutnya, kehausan pengen minum... tapi pas nyoba ngebuka botol, waah... entahlah sampe berapa kali coba, gak berhasil juga. Akhirnya nyerah... sampe aku ngiler pengen minum parfumku.... (eh, berlebihan ya?)
Terus ya... Toilet yang di deket ruangan rapat tuh juga gak kalah mengerikan: airnya hitam. WWAAAA... ini sebenernya mess karyawan yang berkedok hotel bintang 4 kali ya?? Itu tentang hotelnya...
Kemaren makan malam bareng peserta lain dan bos-bos... di resto Kampung Laut. Aku udah ngebayangin kepiting dengan alat-alat tang buat ngancurin kulitnya. Udah ngelepas cincin buat siap-siap makan... ternyata... Adanya cuman kepiting lemburi... enak sih... tapi gak sesuai ekspektasi ajah...
Dah gitu, salah milih tempat duduk kayaknya... aku, Sari, dan Nunik udah duduk cantik... berharap kalo duduk bareng cewek-cewek, gak terlalu banyak saingan dalam memperebutkan makanan... ternyataaa.... pak BOS BESAR BANGET alias pak Dirut memilih duduk di meja yang sama dengan kita. Waaaa.... sirna sudah harapan untuk makan seafood secara kalap...
Plus... aku dan Sari ketangkep disuruh nyanyi ke depan. Bingung mau nyanyi apa... akhirnya nyanyi Ingat Kamu-nya Duo Maia... Suaraku bekas makan kepiting lemburi pula, mana gak tauk si pak Organ Tunggalnya main di nada dasar apaan... Hiii... kayaknya emang harus mulai punya lagu andalan deh... yang agak-agak umum tapi cocok dengan suaraku... ayo latian!!
Sekarang... yah gitu... lagi menikmati free hotspot dan live music di lobi.
Oya, aku punya blog satu lagi sekarang. Mengaktifkan blog di Friendster. Tapi yang ini tetep main blog-ku... Kalo yang ini "gue banget".... yang di Friendster itu... hmm... gimana ya? lebih melo-melo kali ya? Hmm... pokoknya salah satu sisi lain dari aku deh... yang jarang keliatan. Hihihi... :-))
Dari mulai nyaris ketinggalan pesawat (dan emang ketinggalan sih, kalo gak reskedul jadwal terbang). Iiihh... stressnya itu loh waktu di taksi trus kena macet... Udah gitu sampe di Semarang, ternyata mesti ngantre jemputan dari hotel... Setelah sampe hotel, baru aja selesai mandi. JEBRET!! Mati lampu...
Dah gitu, besok paginya... WC kamarku bocorr.... Noooo...!!!! Padahal aku kan simpatisan Asosiasi Toilet Indonesia... Terus kebagian pembuka botol yang error... malem berikutnya, kehausan pengen minum... tapi pas nyoba ngebuka botol, waah... entahlah sampe berapa kali coba, gak berhasil juga. Akhirnya nyerah... sampe aku ngiler pengen minum parfumku.... (eh, berlebihan ya?)
Terus ya... Toilet yang di deket ruangan rapat tuh juga gak kalah mengerikan: airnya hitam. WWAAAA... ini sebenernya mess karyawan yang berkedok hotel bintang 4 kali ya?? Itu tentang hotelnya...
Kemaren makan malam bareng peserta lain dan bos-bos... di resto Kampung Laut. Aku udah ngebayangin kepiting dengan alat-alat tang buat ngancurin kulitnya. Udah ngelepas cincin buat siap-siap makan... ternyata... Adanya cuman kepiting lemburi... enak sih... tapi gak sesuai ekspektasi ajah...
Dah gitu, salah milih tempat duduk kayaknya... aku, Sari, dan Nunik udah duduk cantik... berharap kalo duduk bareng cewek-cewek, gak terlalu banyak saingan dalam memperebutkan makanan... ternyataaa.... pak BOS BESAR BANGET alias pak Dirut memilih duduk di meja yang sama dengan kita. Waaaa.... sirna sudah harapan untuk makan seafood secara kalap...
Plus... aku dan Sari ketangkep disuruh nyanyi ke depan. Bingung mau nyanyi apa... akhirnya nyanyi Ingat Kamu-nya Duo Maia... Suaraku bekas makan kepiting lemburi pula, mana gak tauk si pak Organ Tunggalnya main di nada dasar apaan... Hiii... kayaknya emang harus mulai punya lagu andalan deh... yang agak-agak umum tapi cocok dengan suaraku... ayo latian!!
Sekarang... yah gitu... lagi menikmati free hotspot dan live music di lobi.
Oya, aku punya blog satu lagi sekarang. Mengaktifkan blog di Friendster. Tapi yang ini tetep main blog-ku... Kalo yang ini "gue banget".... yang di Friendster itu... hmm... gimana ya? lebih melo-melo kali ya? Hmm... pokoknya salah satu sisi lain dari aku deh... yang jarang keliatan. Hihihi... :-))
Saturday, April 05, 2008
Tim Marinir
Tiba-tiba pengen masang foto ini (dan mengomentari satu-satu). Judulnya "Foto Tim Marinir". Gak ngerti juga, kenapa disebut tim marinir, padahal ada yang gak bisa berenang loh... :-P
Dari kiri ke kanan:
Mas I - tetap berwibawa meskipun udah malem.
Bie - hai tetanggaku...
Alfie - Ibu cantik bersuara emas dan bersasak tinggi. Suara tiba-tiba menghilang bu? Tenang aja, ada mentos...
Ekkhe - Kamu gak latian di PU lagi kan?
Geget - duile senyumannya itu loh...
Dacun - Orang yang paling lama di atas panggung. Gak capek ya cun?
Ocha - Cha, gak enak ya foto di tengah, gak bisa banyak gaya! Oya, baru nikah tadi pagi loh. Congratulations bu!!
Aku - huihui... akhirnya... setelah 10 tahun, bisa foto pegang kembang juga, biarpun kembang orang lain!!
Mas Yudoi - Mas... kok berdirinya di belakang? Ada yang pengen ditutupi?
Master of Solution - hai penghuni lantai 3. Gimana sunglassesmu?
Ntine - Ayo ke asemka lagi. Ini yang punya baby usia 6 bulan...
Ndoro - Waaa.... rambutnya keren loh... boleh diulangi lagi tuh.
Ancheu - Iya ancheu... dasi itu emang buat kaammuuu...
Wenkster - Mahiroh!!! Juga punya baby usia 6 bulan loh, kok bisa sama kayak Ntine sih?
Asta - Asstttaaa.... kamu gak keliataaaannnn....!!!! Om Angry jahaattt...
Aneh Deh...
Kenapa ya bok... gak bisa akses ke xxxx.blogspot.com, tapi bisa akses ke www.blogger.com. Aku bisa posting (lha posting ini buktinya), tapi gak bisa ngeliat blognya... Gak jelas.
Lagi males nulis ah...
Lagi males nulis ah...
Subscribe to:
Posts (Atom)