Cave Troll itu salah satu jenis makhluk hidup di novel Lord of The Rings... Kalau mau lebih jelas gimana penampakannya, bisa lihat di sini. Yes, setelah 20 tahun sukses jadi Trekker dan berkecimpung di abad 24, sekarang dengan suksesnya terjerat juga oleh dunia Middle-Earth-nya J.R.R Tolkien.
Dari Tolkien, mari kita beranjak sejenak ke olahraga baruku: Pilates. Waktu bulan September tahun lalu aku ditanya sama Rani (guru Pilates-ku): kenapa pengen belajar pilates? Jawabanku adalah pengen mengembalikan fleksibilitas jaman muda biar gak cepet cedera dan pengen jadi sedikit lebih kecil di bagian pinggul. Yaa... tahun 2008 aku pake jeans ukuran 27, tahun 2013 aku pakai ukuran 30.
Nah, balik ke Tolkien lagi. Setelah menjadi penggemar Tolkien, dan menonton rangkaian film Lord of The Rings-nya Peter Jackson yang Extended Edition, tujuanku untuk olahraga menjadi lebih "terarah". Sekarang aku pengen jadi seperti Elf!! Bukan jadi Elf yang cantik dan anggun seperti Arwen (dia agak montok sih sebenernya), tapi pengen jadi seperti Legolas... hahaha... ini beneran...
Why him? Sebenarnya aku sudah tertarik dengan Legolas sejak tahun 2001, tapi karena waktu itu gak paham ceritanya The Fellowship of the Ring, dan gak punya seseorang yang bisa dijadikan narasumber, jadi aku gak mendalami Lord of The Rings, bahkan gak nonton The Two Towers dan Return of the King di tahun-tahun berikutnya. Jadi Legolas pun terlupakan.
Dan 12 tahun kemudian, aku menghabiskan malam Natal untuk menemani Omla menonton The Hobbit: Desolution of Smaug. He's a fan of Lord of The Rings. Dan di film Smaug itu, ada Legolas Banyak yang aku gak ngerti di film Smaug, bedanya adalah kali ini aku bisa tanya sepuasnya. Jadi aku memutuskan untuk membaca novel The Hobbit dan Lord of The Rings. Kemudian menonton Theatrical Edition-nya Lord of The Rings series dan The Hobbit: The Unexpected Journey. Masih gak puas juga, ditambah dengan Extended Edition-nya Lord of The Rings series. Ternyata emang menarik...
Di antara 9 anggota Fellowship of The Ring, yang paling bisa dijadikan panutan (buat aku) adalah Legolas. Beberapa kata yang menggambarkan Legolas: graceful, lean, long, strong, agile and flexible. Dia bergerak secara anggun (kayak penari balet), tapi gak kemayu, larinya aja anggun... Trus badannya tinggi dan langsing, kuat (yeah... he's an elven warrior!), gerakannya lincah dan flexible. Buktinya bisa diliat di barrel scene-nya Desolation of Smaug atau Oliphaunt Kill-nya Return of the King, atau Shield Surfing at Helm's Deep-nya The Two Towers, atau loncatan di Khazad-Dum -- it looked like grand jete!
Jadi aku menobatkan Legolas sebagai role model dalam berolahraga, karena goal-nya adalah pengen jadi lebih anggun, langsing, kuat, lincah, dan fleksibel. Sayangnya untuk jadi Legolas, kadang harus melewati masa-masa jadi Cave Troll dulu....
Hehe... ceritanya 4 hari yang lalu aku mencoba gerakan baru. It was quite simple actually... Calves Exercise (yaa... I always have "problem" with my calves)... just raising heels while carrying a couple of dumbbells. Tapi diulang sampai total 5 menit. Setelah selesai latihan sih baik-baik aja, malahan habis itu masih jalan-jalan ke Kota Kasablanka.
Sehari kemudian... baru deh kena DOMS alias Delayed Onset Muscle Soreness di bagian betis... sakit otot yang disebabkan oleh otot tersebut jarang digunakan sebelumnya. Walhasil jadi gak bisa jalan lurus tanpa kesakitan. Jadilah... jalan dengan gaya cave troll. Lambat, badan miring-miring agak bungkuk karena nahan sakit, dan kaki ditekuk terus. Gak anggun sama sekali.
Katanya Beauty is Pain. Ternyata pepatah itu gak hanya berlaku untuk prosedur yang terjadi di dokter kulit (atau dokter gigi), tapi juga terjadi di dunia olahraga. Tapi badai pasti berlalu... Selama yg kita lakukan sesuai dengan petunjuk, besar peluangnya untuk hasil yang setimpal. Jalani saja masa-masa Cave Troll ini... karena setelah berusaha beberapa bulan, Legolas sudah mulai terlihat dadah-dadah di depan sana. Aku sudah bisa pakai celana jeans yg kubeli tahun 2005, ukurannya 28. Aku sudah bisa melakukan split lagi meskipun baru sebelah kanan aja (artinya: better flexibility). Dan sudah gak mudah capek lagi (stronger). A few more inches to go... :-D
Dan 12 tahun kemudian, aku menghabiskan malam Natal untuk menemani Omla menonton The Hobbit: Desolution of Smaug. He's a fan of Lord of The Rings. Dan di film Smaug itu, ada Legolas Banyak yang aku gak ngerti di film Smaug, bedanya adalah kali ini aku bisa tanya sepuasnya. Jadi aku memutuskan untuk membaca novel The Hobbit dan Lord of The Rings. Kemudian menonton Theatrical Edition-nya Lord of The Rings series dan The Hobbit: The Unexpected Journey. Masih gak puas juga, ditambah dengan Extended Edition-nya Lord of The Rings series. Ternyata emang menarik...
Di antara 9 anggota Fellowship of The Ring, yang paling bisa dijadikan panutan (buat aku) adalah Legolas. Beberapa kata yang menggambarkan Legolas: graceful, lean, long, strong, agile and flexible. Dia bergerak secara anggun (kayak penari balet), tapi gak kemayu, larinya aja anggun... Trus badannya tinggi dan langsing, kuat (yeah... he's an elven warrior!), gerakannya lincah dan flexible. Buktinya bisa diliat di barrel scene-nya Desolation of Smaug atau Oliphaunt Kill-nya Return of the King, atau Shield Surfing at Helm's Deep-nya The Two Towers, atau loncatan di Khazad-Dum -- it looked like grand jete!
Jadi aku menobatkan Legolas sebagai role model dalam berolahraga, karena goal-nya adalah pengen jadi lebih anggun, langsing, kuat, lincah, dan fleksibel. Sayangnya untuk jadi Legolas, kadang harus melewati masa-masa jadi Cave Troll dulu....
Hehe... ceritanya 4 hari yang lalu aku mencoba gerakan baru. It was quite simple actually... Calves Exercise (yaa... I always have "problem" with my calves)... just raising heels while carrying a couple of dumbbells. Tapi diulang sampai total 5 menit. Setelah selesai latihan sih baik-baik aja, malahan habis itu masih jalan-jalan ke Kota Kasablanka.
Sehari kemudian... baru deh kena DOMS alias Delayed Onset Muscle Soreness di bagian betis... sakit otot yang disebabkan oleh otot tersebut jarang digunakan sebelumnya. Walhasil jadi gak bisa jalan lurus tanpa kesakitan. Jadilah... jalan dengan gaya cave troll. Lambat, badan miring-miring agak bungkuk karena nahan sakit, dan kaki ditekuk terus. Gak anggun sama sekali.
Katanya Beauty is Pain. Ternyata pepatah itu gak hanya berlaku untuk prosedur yang terjadi di dokter kulit (atau dokter gigi), tapi juga terjadi di dunia olahraga. Tapi badai pasti berlalu... Selama yg kita lakukan sesuai dengan petunjuk, besar peluangnya untuk hasil yang setimpal. Jalani saja masa-masa Cave Troll ini... karena setelah berusaha beberapa bulan, Legolas sudah mulai terlihat dadah-dadah di depan sana. Aku sudah bisa pakai celana jeans yg kubeli tahun 2005, ukurannya 28. Aku sudah bisa melakukan split lagi meskipun baru sebelah kanan aja (artinya: better flexibility). Dan sudah gak mudah capek lagi (stronger). A few more inches to go... :-D
No comments:
Post a Comment