Tuesday, February 07, 2012

SOQ-BPN dengan Sriwijaya Air

Sabtu minggu lalu aku dan Omla berkunjung ke Balikpapan. Itinerary kami hari itu adalah Sorong-Makassar jam 11.40 WIT dengan Sriwijaya Air, kemudian dilanjutkan Makassar-Balikpapan 17.05 WITA, tapi sebelum berangkat mendapat SMS dari Sriwijaya Air bahwa keberangkatan dari Makassar akan tertunda menjadi 18.05 WITA. Pukul 19.05 WITA direncanakan mendarat di Balikpapan, mengambil bagasi berupa koper kecil, kardus berisi keripik keladi, dan kardus berisi 2 lusin tuna kalengan. Setelah itu menuju hotel Blue Sky untuk check in, dan langsung ke restonya Blue Sky untuk makan malam bersama pak boss dan kawan-kawan. Mungkin akan sedikit terlambat ke acara makan malam, dan mungkin kami akan datang dengan kostum yang agak lusuh. Transit di Makassar selama 4-5 jam pasti bikin lusuh kan?

Tapi realisasinya ternyata berbeda....

Agak mengerikan di pertengahannya, tapi alhamdulillah happy ending...

Kami berangkat dari Sorong jam 12.10 WIT. Untuk ukuran Sorong, itu sudah cukup tepat waktu lho. Perjalanan ke Makassar ditempuh selama 2 jam. Awalnya sih cuacanya baik-baik saja, tapi makin mendekati Sulawesi, makin banyak daerah bercuaca buruk. Waktu sampai di atas Sulawesi, mendungnya benar-benar tebal.... Pemandangannya abu-abu kemanapun mata memandang....

Awalnya sempat khawatir, karena setahu aku di sebelah Timur kota Makassar itu ada pegunungan. Dalam cuaca mendung tebal seperti itu, akankah si pesawat melewati pegunungan tersebut?? Ternyata sepertinya mereka mengambil jalan memutar, lewat laut, karena ketika awannya sedikit tersingkap kami sudah di atas garis pantai Makassar.

Pesawat mulai mengurangi ketinggian. Di atas garis pantai memang tidak ada awan, tapi bandaranya kok gak keliatan sama sekali yaa?? Pesawat melakukan approach untuk mendarat... dia terus turun, turun, dan turun... tapi pemandangan masih abu-abu, abu-abu, dan abu-abu... Jendela pesawat mulai dibasahi oleh uap air dari awan tebal tersebut. Daratan sama sekali nggak kelihatan.... Pesawat mulai bergoyang-goyang laksana bajaj. Akankah si pilot nekat mendaratkan pesawat di tengah mendung yang gak jelas itu??

Tiba-tiba pesawat seperti masuk ke turbulen, anjlok gitu. HIIII!!! Mengerikan!! Tapi kemudian ternyata dia kembali "nge-gas" untuk naik lagi. Si pilot mengumumkan bahwa pesawat akan berputar-putar untuk menunggu cuaca di bandara Makassar menjadi lebih baik. Wedew.... alhamdulilah gak jadi mendarat, tapi mau sampai kapan nunggunya?! Mendungnya setebel itu gitu loh... Kenapa gak mendarat di bandara lain aja yak? Aku mulai menebak-nebak, bandara mana yang paling dekat? Kendari? Palu?

Awalnya memang pesawat itu berputar-putar seperti sedang holding, tapi tidak lama kemudian pesawat itu menambah ketinggian dan lalu mengambil arah menjauhi kota Makassar. Aaahh... sepertinya mau mendarat di bandara lain nih. Tapi dimana? Kira-kira berapa lama? Apakah kami masih sempat mengejar pesawat selanjutnya?

Tak lama, pilot mengumumkan bahwa beliau akan mengalihkan pendaratan pesawatnya ke.... BALIKPAPAN!!!! Hooooreeeee....!!! Yiiiihhhaaaaa....!!!!

Okee... itu cuman dalam hati lho ya. Gak enak sama penumpang lainnya, karena pasti mereka khawatir bercampur bete. Aku juga tadi sempet khawatir bakalan ketinggalan penerbangan Makassar-Balikpapan.

Waktu pesawat sudah masuk ketinggian jelajah lagi, aku pun ke toilet. (udah nahan pipis dari tadiii...). Selesai urusan di toilet, mulai menanyakan ke mbak Pramugari apakah kami boleh turun di Balikpapan, karena kami punya tiket Makassar-Balikpapan, meskipun statusnya belum check-in. Doi berjanji untuk menanyakan ke Pasasi Sriwijaya di darat. Awalnya kayak ragu-ragu gitu si mbaknya, karena kami belum check-in. Tapi dia nyuruh kami nunggu di depan pas turun di Balikpapan nanti.

Mendarat di Balikpapan.... ternyata Balikpapan cerah ceria. Penumpang dipersilakan untuk menunggu di ruang tunggu. Kami disuruh mengikuti mas-mas Pasasi. Dia bilang  kami bisa turun, tapi dia minta tiket Makassar-Balikpapan kami.

Kalo menurut aturan penerbangan, kami gak boleh turun di situ harusnya, karena tiket kami Sorong-Makassar, mereka punya kewajiban untuk mengantar kami sampai ke Makassar. Tapi karena kami pegang tiket Makassar-Balikpapan dengan maskapai yang sama, tentunya itu jadi beda kasusnya. Dan sebagai konsumen yang bertanggungjawab dan menghargai aturan dunia penerbangan, tentunya kami harus merelakan tiket Makassar-Balikpapan kami ndak bisa diuangkan meskipun belum dipakai terbang. Toh Sriwijaya sudah mengantar kami ke Balikpapan dengan selamat. Cukup adil kan?

Sampai di bawah tangga pesawat, si mas-mas Pasasi tadi meminta tag bagasi kami. Kemudian.... dia melakukan hal yang gak kebayang susahnya: ngaduk-ngaduk bagasi pesawat. sendirian. mencari bagasi2 kami. HUUUAAAA....!!!! Terharruuu.... Untungnya bagasi kami sudah memakai tag: BALIKPAPAN, jadi mempermudah sedikit pekerjaan dia.

Ndak lama, akhirnya bagasi kami yang 3 biji itu ditemukan. Kami langsung serah terima bagasi di tangga pesawat, kemudian keluar dari airport dengan senyum lebar. Terima kasih Sriwijaya untuk pelayanan yang menyenangkan....

No comments: