Perjalanan dinas lagi, kali ini ke Semarang. Transit lagi di Makassar, berganti dari airline asal Palembang ke airline BUMN flag carrier-nya Indonesia.
Tadi pagi, waktu check in airline asal Palembang, dibikin sebel sama antrian. Iya aku tahu sih, belum semua orang Indonesia sadar pentingnya ngantri, tapi tetep aja sebel kalo terjebak di antrian yang kacrut.
Jadi ceritanya ada bapak-bapak yang datang di belakangku. Entah gimana, tau-tau di nyelak dari sebelah kanan antrian, terus meletakkan tiketnya di depan petugas check in. Dengan harapan setelah si mbak menyelesaikan dokumen yang lagi dikerjakan, berikutnya bakal ngambil tiket si bapak nyelak itu. Padahal di depanku masih ada bapak-bapak lain.
Karena gak pengen ribut sama orang pagi-pagi, akhirnya aku mengkaryakan tangan panjangku. Waktu si bapak itu meleng, tiketnya aku geser menjauh dari depan petugas check in. Hihihihihi.... Bapak itu mbalikin posisi tiketnya ke posisi awal, tepat pada saat si mbak selesai ngerjain tiketnya bapak-bapak di depanku. Aku langsung mengacungkan tiketku sambil bilang: "Orang itu belakangan datang ya mbak." Sambil menggumam pelan ke arah bapak nyelak : "Gak bisa ngantre ya lu...". Sepertinya di Sorong emang banyak yang belum sadar kalau antrian itu tujuannya supaya kita semua sama-sama enak.
Naahh.... terus setelah itu sih lancar jaya. Tapi pas di pesawat, ada bapak-bapak salah baca boarding pass. Dia tadinya duduk di sebelahku (dia 12E, aku 12D). Tau-tau datang 2 orang mas-mas, mau duduk di 12F. Maka aku pun berdiri ngasih jalan.
Kirain cuman 1 orang, gak taunya 2-2nya mau duduk di 12 E dan F. Lha kumaha iye, masa' 3 kursi buat berempat. Dan kalo dari Sorong jarang sekali airline Palembang itu ada double seat.
Dan 2 mas-mas + 1 bapak itu santai2 aja gak nyadar kalo jumlah orang dan jumlah kursi gak match. Mereka mau masuk aja gitu ke row 12 itu. Akhirnya aku protes: "Heh! Gimana ceritanya, masa' 3 kursi mau diisi 4 orang?! Bapak tempat duduknya nomor berapa?!"
Mungkin protesnya terlalu kenceng kali ya, karena tadi pagi diselak, masa' sekarang digusur? Mas-mas pramugara akhirnya nyamperin kami. Rupanya setelah dicheck, bapak yang tadi di sebelahku yang salah. Mas-mas berdua tadi yang harusnya di 12 E dan F. Setelah aku duduk, baru nyadar: ih tadi kan di kursi belakang ada 2 bapak-bapak Pertamina EP. Ketauan deh, istrinya pak Wawan galak... :P
Terus ya, di bangku nomor 11 ada mas-mas asik main game pake iPhone + headset. Semacam cafe world gitu kayaknya. Aku gak familiar dengan game-game-nya iOS. Dari mulai dia duduk, pesawat udah masuk runway... main game terus. Cuman pas pesawat lari di runway aja dia matiin bentar itu game + copot headsetnya karena diminta sama pramugari. Eeee... belum juga pemandangan pelabuhan Sorong hilang dari jendela pesawat, doi udah makek headset lagi. Mbok ya paling gak tunggu sampe lampu seat belt mati.
Gak boleh pake headset pada saat take off dan landing itu kan tujuannya supaya kalo ada tanda bahaya, dia bisa denger... Hmmm... bisa beli iPhone tapi kok gak ngerti bahwa aturan keselamatan penerbangan itu dibuat demi keselamatan dia juga.
Terus adalagi mas-mas lebay. Pake headphone segede bapak-bapak kru darat di bandara. Dan aku perhatikan, headphone itu gak ada kabelnya. Emang playernya jadi 1 dengan headphone, atau pake bluetooth ya? Kalo pake bluetooth, emang boleh digunakan di penerbangan ya?
Tiba di Makassar tepat waktu, tapi nunggu kopernya lama banget. Ternyata tadi 1 pesawat sama artis-artis. (oh mungkin, mas-mas headphone gajah itu artis ya).
Aku punya tempat nongkrong baru di bandara Hasanuddin: Starbucks. Iya bener, Starbucks. Aku paling malas nongkrong di Starbucks kalau ke mall, karena minuman coklatnya kurang begitu oke, dan harganya premium. Rugi dua kali...
Tapi nongkrong di bandara Hasanuddin ini beda. Selalu ada orang-orang yang bisa diamati (dan kadang-kadang nguping pembicaraannya juga... hahahaha...). Mungkin karena Makassar ini salah satu hub penerbangan, jadi orang yang masuk Starbucks adalah orang-orang berduit dari berbagai daerah. Unik-unik. Ada pejabat yang bawa begundalnya, ada pejabat yang masuk ke Starbucks dengan ekspektasi minta dilayani seperti di resto biasa (minuman dan makanan diantar ke meja), ada mbak-mbak berkerudung yang ngerokok, ada business man yang lagi bahas hobinya, ada pemuka agama yang bahas pekerjaannya, dan tentu saja... ada mbak-mbak kurang kerjaan yang nguping sambil pura-pura ngetik/main game. :-D
Yak, waktunya untuk mendaftarkan koper ke bagasi. Tadi sudah check-in, tapi si airline BUMN belum mau terima bagasi kalau belum 2 jam sebelum keberangkatan. Takut tercampur dengan penerbangan lain sepertinya. C u....
Pemusik Amatir. Dulunya Hobi Menari. Senang Jalan-jalan. Tukang Tidur. Trekkies. Dan Lain-Lain.
Sunday, February 17, 2013
Saturday, February 09, 2013
Penurunan Produktivitas Penulisan Blog
Setelah memperhatikan jumlah postingan per tahun, ternyata blog ini mengalami penurunan produktivitasnya pada tahun 2009. Ada apa di tahun 2009?
Ternyata sodara-sodara... tahun 2009 itu bertepatan dengan saya mempunyai pacar. Hahahha... Pacarnya bikin jadi males nulis blog?
Ngg... gimana ya? Sebenernya enggak juga. Tapi karena blog ini kan banyak bercerita tentang kegiatan sehari-hariku ya. Semenjak punya pacar, kegiatan sehari-hari dilakukan bersama dengan pacar. Padahal tahun 2009 itu kami tidak mempublikasikan status perpacaran tersebut, jadilah gak bisa nulis banyak.
Semenjak itu lah, kemampuan menulis juga menjadi tumpul... Jadi mari kita galakkan penulisan blog lagi, karena udah hampir 2 tahun pacarnya udah berubah jadi suami dan dipublikasikan kemana-mana. Semoga berhasil ya nulis blognya! Doakan kami!
Ternyata sodara-sodara... tahun 2009 itu bertepatan dengan saya mempunyai pacar. Hahahha... Pacarnya bikin jadi males nulis blog?
Ngg... gimana ya? Sebenernya enggak juga. Tapi karena blog ini kan banyak bercerita tentang kegiatan sehari-hariku ya. Semenjak punya pacar, kegiatan sehari-hari dilakukan bersama dengan pacar. Padahal tahun 2009 itu kami tidak mempublikasikan status perpacaran tersebut, jadilah gak bisa nulis banyak.
Semenjak itu lah, kemampuan menulis juga menjadi tumpul... Jadi mari kita galakkan penulisan blog lagi, karena udah hampir 2 tahun pacarnya udah berubah jadi suami dan dipublikasikan kemana-mana. Semoga berhasil ya nulis blognya! Doakan kami!
Tutup Tumbler Yang Malang
Jajanan Sorong-nya minggir dulu sebentar ya...
Alkisah suatu tengah hari yang cerah di Kasim. SANGAT CERAH malah. Aku siap-siap untuk bersepeda dari kantor ke mess. Mau makan siang. Topi kesayangan, checked. Sunglasses, checked. Jas hujan buat jaga-jaga, checked. Hmm, oiya aku harus bawa tumbler yang biasa untuk minum susu, untuk dicuci.
Terus aku jalan ke tempat parkir sepeda. Di luar terang-benderang, gak ada awan. Aku berdiri sebentar menunggu temen-temen sesama ibu-ibu untuk keluar dari kantor. Tiba-tiba, POP!! tutupnya tumblerku mencelat!! Kayaknya gara-gara kepanasan, terus ada yang memuai gitu deh. Entah gelas-nya, entah tutupnya, atau udara di dalam tumbler.
Kemudian...
Tutupnya itu mengelinding... menuju ke selokan. Dan kemudian... PLUNG! Masuk ke selokan, yang setelah ditengok ternyata tertutup jerujinya. ARRRRRGGGHHHH!!!!!
Mau coba ngambil juga gak bisa, jerujinya gak bisa diangkat. Huaaahuuaaa.... akhirnya diikhlaskan... tumblernya berubah jadi gelas biasa sekarang. Untung aja bukan merk tupperware atau lock n lock atau yang mahal-mahal lainnya. Well, ini bukan tentang harga barang itu sih. Meskipun secara rupiahnya murah, tapi untuk mendapatkan barang sejenis harus menunggu ke Sorong dulu.
Alkisah suatu tengah hari yang cerah di Kasim. SANGAT CERAH malah. Aku siap-siap untuk bersepeda dari kantor ke mess. Mau makan siang. Topi kesayangan, checked. Sunglasses, checked. Jas hujan buat jaga-jaga, checked. Hmm, oiya aku harus bawa tumbler yang biasa untuk minum susu, untuk dicuci.
Terus aku jalan ke tempat parkir sepeda. Di luar terang-benderang, gak ada awan. Aku berdiri sebentar menunggu temen-temen sesama ibu-ibu untuk keluar dari kantor. Tiba-tiba, POP!! tutupnya tumblerku mencelat!! Kayaknya gara-gara kepanasan, terus ada yang memuai gitu deh. Entah gelas-nya, entah tutupnya, atau udara di dalam tumbler.
Kemudian...
Tutupnya itu mengelinding... menuju ke selokan. Dan kemudian... PLUNG! Masuk ke selokan, yang setelah ditengok ternyata tertutup jerujinya. ARRRRRGGGHHHH!!!!!
Mau coba ngambil juga gak bisa, jerujinya gak bisa diangkat. Huaaahuuaaa.... akhirnya diikhlaskan... tumblernya berubah jadi gelas biasa sekarang. Untung aja bukan merk tupperware atau lock n lock atau yang mahal-mahal lainnya. Well, ini bukan tentang harga barang itu sih. Meskipun secara rupiahnya murah, tapi untuk mendapatkan barang sejenis harus menunggu ke Sorong dulu.
Subscribe to:
Posts (Atom)