Saturday, July 18, 2009

Review: Berbagai Terapi Pembasmian Jerawat dan Bekasnya

Selama menghilang dari blog 6 bulan terakhir ini, aku sempat menjalani beberapa terapi yang bertujuan membasmi jerawat-jerawat bandel beserta dengan bekasnya di Erhaclinic. Cukup melelahkan, terutama di bagian ketika harus seminggu sekali ke Erhaclinic Kelapa Gading, tapi ternyata cukup efektif, jadi gak sia-sia usahanya.

Aku mulai jerawatan sejak kelas 4 SD, artinya sekitar 20 tahun yang lalu. Dari mulai jerawat kecil-kecil, sampai jadi besar-besar. Kulit wajah yang sangat berminyak dan tangan yang sedikit jahil berkontribusi terhadap timbulnya jerawat-jerawat besar tersebut yang pada akhirnya menghasilkan bekas-bekas seperti kawah permukaan bulan.

Minder? Tentu saja ada perasaan seperti itu. Terutama ketika terpaksa masuk ke lingkungan yang sangat mementingkan penampilan dan penampakan luar.

Jerawat paling parah mungkin muncul pada saat aku kuliah dan di awal masa kerja. Jaman kuliah sebenarnya dimodali untuk pergi ke dokter kulit di Bandung, tapi aku sendiri kurang telaten jaman itu, untuk membersihkan muka saja susah. Lagipula informasi mengenai teknik apa saja yang tersedia belum begitu mudah ditemukan seperti sekarang ini, ternyata internet cukup membantu untuk mencari info mengenai teknik-teknik pembasmian jerawat.

Setelah pindah ke Jakarta dan mulai bekerja, aku memulai perburuan dokter kulit. Awalnya jadi pasien di cabang klinik yang cukup ternama, kebetulan Ibu cocok dengan perawatan di klinik tersebut. Memang jerawat berkurang, tapi tetap timbul lagi dan lagi, paling tidak sebulan sekali pasti ada 1 jerawat besar. Minyak di wajah juga masih tetap banyak.

Agak lama juga perawatan di klinik tersebut, kemudian atas rekomendasi senior di kantor, pindah ke dokter di rumah sakit di Jakarta Pusat. Menurutku metode dokter itu agak aneh. Jadi supaya tidak jerawatan, pori-pori tidak boleh terhalang, harus dibuka, supaya kotoran mudah dikeluarkan. Tapi kalau kotoran mudah keluar, bukannya jadi mudah masuk juga ya? Pori-poriku jadi semakin besar, tetep jerawatan juga, tetep berminyak banyak, dan jadi mengelupas terus-terusan, mungkin obatnya terlalu keras buat aku.

Akhirnya atas ajakan temanku si Sapi, aku ke Erhaclinic Kelapa Gading. Kata orang Erhaclinic itu identik dengan antrian, terus biasanya jadi ketergantungan. Soal antrian, rasanya sih biasa aja. Memang pakai ngantri, tapi karena diberi nomor, jadi kita gak penasaran kapan kita bakal dipanggil. Untuk kekhawatiran yang kedua, aku minta ditemani Ndulo pada kunjungan pertama. Dikasih obat minum dan krim-krim. Ternyata obat minum yang diberikan itu sesuai dengan yang ada di buku teks-nya Ndulo. Hmm… cukup meyakinkan bukan? Beberapa dokter yang praktek di sana ternyata ada yang dokter UI juga, kata Ndulo.

Memang setelah itu jerawatnya berkurang, kira-kira dalam waktu 2 bulan, kalaupun ada gak terlalu besar dan cukup terkendali. Setelah terapi jerawat dengan krim-kriman selesai, dilanjut dengan chemical peeling 1 seri (4 kali). Tapi ternyata chemical peeling tidak cukup untuk mengurangi kawah-kawah bekas jerawat. Jadi dokternya menyarankan untuk terapi Dermaroller (yang waktu itu masih tergolong baru) untuk menggantikan terapi Fraxel yang harganya 4 kali lipatnya Dermaroller. Tapi karena stok rollernya masih terbatas, akhirnya tidak jadi-jadi, dan aku pun terlibat kesibukan pindahan kantor, dan akhirnya hanya perawatan biasa saja.

Setahun setelah pertama kali ke Erhaclinic, ternyata jerawat besar keluar lagi. Sampai suatu kali, sepulang dari dinas ke Sydney, si jerawat terpaksa dikeluarkan isinya sehingga membuat wajahku terpaksa diperban selama 3 hari. Untungnya waktu itu Erhaclinic baru saja buka cabang di Tebet, jadi gak terlalu jauh dari rumah.

Terapi pembasmian jerawat dimulai dari awal lagi… Tapi Erha Tebet lebih menyenangkan dari Erha Kelapa Gading, mungkin karena dia lebih kecil, sehingga jumlah pasien yang dilayani juga lebih sedikit. Lebih tidak antri, dan kita juga bisa lebih mengenal dan dikenal oleh staf-stafnya. Jadi tipsnya adalah kalau mau lebih nyaman dalam hal antrian, pilih Erha yang kecil saja. Fasilitasnya emang gak selengkap Erha besar, gak ada internet, kamar mandinya bintang 3 saja, gak bintang 5, gak ada café, gak ada area bermain anak, parkiran kurang luas, tapi karena pasiennya dikit, jadi pelayanannya lebih "personal".

Nah… Sampai pada suatu titik, si dokter bilang sepertinya perlu tindakan tambahan untuk membasmi jerawat-jerawat biar tidak keluar besar-besar lagi. Karena minyak sudah banyak berkurang, bersihkan wajah juga rajin, tapi kenapa masih keluar jerawat?

Jadikata si dokter faktor pencetus jerawat itu ada 3: 1) minyak 2) kotoran dan 3) bakteri P. acne. Satu dan dua sudah terkendali. Tiga selama ini hanya dikendalikan dengan obat minum (antibiotik). Tapi kalo obat minumnya selesai, ternyata dia muncul lagi. Akhirnya ibu dokter menyarankan untuk melakukan yang namanya Acne Light Therapy. Terapi dengan sinar (yang kayaknya berwarna biru) yang berfungsi untuk mematikan bakteri P.acne tersebut. Sinar itu mengaktifkan suatu zat yang ada di tubuh si bakteri, nah zat itu beracun bagi si bakteri.

Tapi ALT itu hanya bisa dilakukan di Erha Kelapa Gading dan Kemanggisan, karena alatnya hanya ada di 2 klinik itu. Terapinya hanya 15 menit dengan mata ditutup, dilakukan selama 1 bulan dengan selang 1 minggu. Jadi seminggu sekali mesti piknik ke Kelapa Gading.

Ternyata terapi itu lumayan efektif. Setelah 20 tahun jerawatan, rasanya seperti dapat pencerahan. Jerawat masih sekali-sekali keluar, tapi kecil dan cepat sembuh. Dan posisi jerawatnya itu paling di sekitaran dagu dan hidung, akibat sumbatan komedo saja, gak pakai radang.

Selanjutnya, bagaimana menghilangkan kawah-kawah bekas jerawat ini… Tindakan pertama sudah dilakukan: bedah subsisi. Kalau mendengarkan penjelasan dari dokternya, sepertinya mengerikan. Di bawah kawah-kawah yang besar dimasukkan jarum halus, kemudian jarum halus itu digerakkan untuk memutuskan jaringan ikat yang ada di bawah kulit, sehingga jaringan di bawah kulit tersebut bisa tumbuh lagi. Harapannya dengan begitu si kawah akan terangkat, kalopun tidak jadi rata banget, minimal jadi berkurang kedalamannya.

Ternyata setelah dijalani, relatif painless sih. Thanks to suntikan anastesi di lokasi-lokasi pengerjaan. Sakitnya hanya ketika jarum suntik masuk, setelah itu hanya serem denger bunyi-bunyiannya saja, gak terasa sakit. Setelah itu di lokasi pengerjaan akan terjadi lebam-lebam kebiruan seperti orang ditonjok. Lebam tersebut akan hilang dalam waktu 3-5 hari. Haha… tapi uniknya, lebam-lebam itu akhirnya aku bawa pergi ujian thesis… untungnya ketutupan kacamata, jadi si dosen dan si penguji gak bertanya-tanya. Kawah yang terdalam (yang kebetulan juga relatif baru usianya, baru 4 tahunan) memang naik secara signifikan. Kawah yang gak begitu dalam (tapi sudah hampir 10 tahun) gak begitu signifikan naiknya, tapi warnanya yang tadinya hitam jadi lebih samar.

Sekarang giliran kawah-kawah kecil yang tersebar di pipi dan jidat. Kalau ini tugasnya dermaroller. Dermaroller itu sejenis gilingan berbentuk silinder yang di permukaannya ada jarum-jarum kecil. Silinder itu digilingkan ke kulit wajah yang berkawah untuk membentuk luka-luka kecil. Dengan luka kecil itu, diharapkan akan merangsang pembentukan kolagen sekian kali lipat dari normalnya, sehingga kawah-kawah tadi pun terisi lagi. Anastesinya hanya secara topikal, tapi emang asli tebel pisan. Tapi biarpun tebel, setelah sampai ke lapisan kulit ke sekian, tetep aja berasa perih. Setelah selesai digiling di bagian-bagian berkawah, wajah dibersihkan dari sisa-sisa darah (kata dokternya sih berdarah-darah), kemudian diberikan masker Vitamin C… Wuuaaa… kayak kalo lagi luka terus ditetesin air jeruk nipis. Perih bok… Muka juga jadi bengkak-bengkak merah. Tapi dasar wanita… buat cantik rela bersakit-sakit dahulu. Semoga saja terapi ini efektif, hasilnya baru akan kelihatan setelah 5 kali tindakan.

Terapi dermaroller itu lumayan mahal, meskipun 5 kali dermaroller = 1 kali fraxel untuk full face (padahal fraxel butuh minimal 4 kali). Aku memang sengaja menabung dan menganggarkan dana untuk dermaroller ini, karena jerawatan selama 20 tahun itu cukup melelahkan. Perasaan minder atau malu sudah lama hilang, tapi tidak berarti perawatan lantas dihentikan. Banyak yang beranggapan bahwa jerawat itu hanya mengganggu penampilan, padahal jerawat itu sebenarnya penyakit yang perlu diobati.

14 comments:

Unknown said...

sharing dong gita...
sekarang udah berapa kali dermaroller jadinya? hasilnya gimana?
terus sistem bayarnya gimana sih? gw mo roller di erha tapi bingung...
all i know kita disuruh bayar 5 juta per paketnya kan? terus:
1. sebelum roller, disuruh facial dulu kan? itu bayarnya lagi berapa?
2. sebelum roller, harus konsul ke dokter dulu lagi ga? klo iya, itu bayar lagi?
3. tetep pake krim2 segalam macam yang biasa dipake ga?

hehe...sorry ya banyak nanya...lagi ngumpulin dana dulu nih soalnya..*siiiiighh*


anyway,
"Minder? Tentu saja ada perasaan seperti itu. Terutama ketika terpaksa masuk ke lingkungan yang sangat mementingkan penampilan dan penampakan luar."
yes indeed...!
keep fighting yaa...!

KITA! said...

1. gak disuruh facial dulu kok.
2. yup harus konsul dokter dulu dunk, nanti diberi surat pengantar. Tapi yang ngerjain dermarollernya dokternya sendiri kok. Kalo di erha konsul dokter kulit 150rebu.
3. sampai luka kecil-kecilnya sembuh (sekitar 4-5 hari) gak pakai krim malam dulu, tapi sunblock tetep.

Ini baru 2 kali "digiling", pas pertama kali hasilnya langsung keliatan dikit setelah lukanya sembuh, terutama di tempat-tempat yang agak dalam bekasnya. Tapi kalau baca referensi di internet, hasilnya nanti baru akan keliatan banget setelah 6 bulan.

Unknown said...

ooo...sebelum roller ga harus facial ya??
thanks ya gita...
nanti nanya lagi buat review boleh
yaaa...hehehe...

semoga sukses ya dermarollernya!! didoain nih..XD

Murasaki said...

Gw jg jerawatan sejak SMP kls 1 tapi untungnya dari sekitar awal thn 2008 disaat2 udh pusing sm jerawat akhirnya gw pake krim dari Dr. Windu yg gw temu web nya. Tadinya gw udah pasrah deh klo nantinya setelah pake krimnya akan gagal seperti biasa bahkan bikin wajah gw meradang krn kulit gw yg super sensitif. Dan ternyata blm ada sebulan jerawat gw mulai menyingkir dan sekarang ga ada satu pun jerawat. Amin!!
Tapi msh ada 1 mslh..bekas jerawat (scars) yg msh ada..bingung sih abis perawatan buat menimalisir apalagi menghilangkannya MUAHAL BGT!!! Jd g mampu..udh nyoba dermaroller VZ skin tapi g dilanjutin krn pelayanannya meragukan ya selain biaya nya juga. Akhirnya kali ini gw bertaruh lagi untuk mslh wajah gw. Gw beli dermaroller ukuran 1.5 mm, anastesi, serum harganya mahal jg 612 ribu. Udah dipake dan smoga ada hasil yg bgs..

www.indosupplier.com said...

silahkan jika ingin membeli dermaroller yg berqualitas & harga terjangkau bisa di browse

http://dermaroller-jakarta.blogspot.com/

disana terdapat info yg lengkap sekali

Unknown said...

Gita semangat yah. Secara psikiatris kalau kamu jerawatan terus, pas kamu gak jerawatan hati kamu bisa jadi baiiik sekali seperti bidadari. Karena satu beban besar hidupmu sudah hilang. Bersyukurlah ya. Waktu habis dermaroller kamu bisa keluar rumah gak? I meant kamu merah merah gitu gak? Aku mau, tapi takut loh.. Bantu aku yah.. thank you

Unknown said...

gita, aku mau tanya sekarang gimana dengan dermaroller itu. Sudah keliatan belum hasilnya, kasusku juga sama kayak kamu, banyak kawah gede dan kawah kecil merata diseluruh muka, trus pori poriku membesar. Jadi sebenarnya pingin tahu berapa total biaya yang harus disiapkan, maklum lagi mau nabung nih.. Mohon dijawab ya. Berapa totalnya? Aku didepok dan ngga ada erha, kalo natasha gimana? Tks sebelumnya. mohon bantuannya dijawab yaaa

widya said...

To Niken..d depok ada erha klinik d sebelah itc depok....tp kl hrgnya gak tau yg pasti mahal ya....sy jg sdg perawatan dermaroller sdh yg k 2 d dr Risna shaqilla skin d dekat rs hermina tau kan hermina....alat rollernya Rp 350.000 dan sekali perawatan/tindakan 400.000 gimana siapkan dana yaaaa

Adel said...

Hai gita. Aku pake dermaroller juga tapi ada spot yang bekasnya blm hipang betul ada beberapa spot. Warnanya merah agak kecoklatan. Kamu waktu pake dermaroller gitu gak? Aku udah 5 hari setelah pemakaian dermaroller ini. Parno banget :(

Unknown said...
This comment has been removed by the author.
safitri said...

belinya dimana sis? trus hsilnya gimana yg dermaroller, anestesi sama serumnya?

Indraawatiii said...

Kak mau tanya dong, kemarin aku habis kontrol di erha lagi stelah berbulan2 gak pernah kontrol dan mmg dsarnya malas perawatan mukaku masih jerawatan dan merah2 disekitar pipi ku, jadi dokternya nyaranin juga buat Blue light therapy semiggu sekali selama sebulan seperti yg kaka blg, nah aku mau tanya kak, emg musti tiap minggu ya therapy itu kak? Klo 2 minggu sekali atau gak rutin gimana? Ada efeknya gak? Makasih sebelumnya 😊

Riri Afni said...

Pengen nyoba suntik subsisi. Biaya subsisi di erha brapa sis?

Unknown said...

Biaya ALT di kelapa gading berapa ya ka? Sama ga sih sama yg di Serang soalnya aku biasa perawatan di sedang dan skrg aku lh di Jakarta :(