Ini dia, yang bikin berat ketika kudu pindah dari rumah dinas Sorong:
Perkenalkan.... Si Belangtiga!!!
Jadi Belangtiga itu adalah kucing tiban, alias kucing liar yang datang ke rumah, terus lama-lama kita bersahabat. Dari namanya sudah tersurat bahwa dia merupakan kucing belang tiga.
Aku bukan pecinta kucing yang suka nguyel-nguyel kucing sampe dicium-cium. Ngelus-ngelus aja gak pernah. Cuman aku suka memelihara aja: ngasih makan, ngeliat si miauw kenyang setelah menghabiskan sisa-sisa makanan kami, terus sambil grooming.
Awalnya si Belangtiga ini kerjaannya ngaduk-ngaduk tong sampah di dapur KUDA! dan Omla. Karena bandel, kami suka menggertak supaya dia gak mendekati dapur kami. Jadi si Belangtiga pun takut sama kami. Tapi lama-lama, ketika punya sisa makanan, kami sering meninggalkan sisa makanan itu di halaman belakang. Ternyata si Belangtiga makan sisa makanan itu, dan dia jadi gak ngaduk-ngaduk tong sampah lagi.
Akhirnya jadi kebiasaan deh. Apalagi Omla seneng makan ikan goreng. Kepala dan tulang-tulang ikan itu pasti jadi santapan si Belangtiga. Lama-lama, dia jadi gak takut lagi sama kami. Bahkan gak malu-malu minta makan. Kami sih senang-senang saja, toh dia juga tidak mengganggu. Malahan makanan kami jadi lebih efisien dan efektif. Gak banyak sisa.
Beberapa minggu lagi, kami akan pindahan dari rumah dinas. Kemana? Yah, masih rahasia sih... Yang pasti, untuk alasan yang gak ada hubungannya: bukan cuman kami yang pindah dari kompleks, tetangga-tetangga kami sudah pada kabur duluan, karena ada perubahan sistem kerja.
Si Belangtiga sebenarnya kan kucing liar. Seandainya di kompleks situ masih banyak penghuninya, aku gak terlalu berat meninggalkan si Belangtiga. Dia bisa ngorek-ngorek dari tong sampah besarnya para tetangga. Tapi sekarang, karena gak ada penghuni, maka gak ada sampah sisa makanan.
Yah... semoga kamu bisa menemukan supplier makanan baru ya, Belangtiga... Pindah teritori atau gimana gitu... Atau berubah jadi vegetarian. Habis mau dibawa pindah ke tempat baru juga susah... ntar malah dia stress. Kucing kan binatang teritorial...
Pemusik Amatir. Dulunya Hobi Menari. Senang Jalan-jalan. Tukang Tidur. Trekkies. Dan Lain-Lain.
Thursday, March 21, 2013
Saturday, March 09, 2013
Jajanan Sorong : Malioboro
Tidak hanya Jogja yang punya Malioboro, Sorong juga punya lho! Malioboro adalah nama warung makan yang menjual pecel lele, bebek goreng, dan kawan-kawannya. Di siang hari, warung Malioboro bisa ditemui di kios permanen di Jl. Basuki Rachmat (dekat gereja Maranatha), sedangkan di malam hari kita bisa menjumpai warung Malioboro di antara warung-warung tenda Tembok Berlin.
Menu kesukaan KUDA!: Bebek Goreng Jumbo. Kriyes-kriyes-nya pas, lemaknya kering.
Menu kesukaan Omla : apapun ikan air tawar yang ada, kecuali lele. Mereka pernah menyediakan ikan Mujair, suatu barang langka di Sorong. Sayang sambelnya kurang cocok buat Omla.
Menu "spesial" : Pecel Lele raksasa. Pernah makan bareng adek-adek junior di sana, mereka dapat ikan lele yang gede sampe buntutnya keluar dari piring.
Untuk harganya, standar Tembok lah: Bebek Goreng 20-35rb, tergantung ukuran. Kepiting 45rb.
Kalau disuruh memilih bebek goreng terenak di Sorong, aku akan memilih bebek goreng Malioboro ini.
Menu kesukaan KUDA!: Bebek Goreng Jumbo. Kriyes-kriyes-nya pas, lemaknya kering.
Menu kesukaan Omla : apapun ikan air tawar yang ada, kecuali lele. Mereka pernah menyediakan ikan Mujair, suatu barang langka di Sorong. Sayang sambelnya kurang cocok buat Omla.
Menu "spesial" : Pecel Lele raksasa. Pernah makan bareng adek-adek junior di sana, mereka dapat ikan lele yang gede sampe buntutnya keluar dari piring.
Untuk harganya, standar Tembok lah: Bebek Goreng 20-35rb, tergantung ukuran. Kepiting 45rb.
Kalau disuruh memilih bebek goreng terenak di Sorong, aku akan memilih bebek goreng Malioboro ini.
Subscribe to:
Posts (Atom)